Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Aceh, Drs H Azhari MSi mengatakan, taadud al-masajid atau membangun lebih dari satu masjid di satu kampung atau kota masih sangat relevan untuk dikaji bersama.
Hal tersebut dikatakan Azhari saat memberi sambutan pada Muzakarah Ulama ke-1, Kamis, 12 Desember 2024, di Pesantren Modern Misbahul Ulum, Meuria Paloh, Lhokseumawe.
Kata Azhari, tema yang diangkat dalam muzakarah ini, ta'adud al-masajid, masih relevan dan penting untuk dikaji, "khususnya dalam konteks kehidupan masyarakat Aceh yang sangat lekat dengan nilai-nilai keislaman."
Azhari menjelaskan, seiring perkembangan zaman, jumlah masjid yang terus bertambah memberikan dampak positif dalam mempermudah umat untuk melaksanakan ibadah. Namun ia khawatir, taadud masajid juga memiliki tantangan tersendiri, seperti potensi perpecahan umat, pemanfaatan sumber daya yang tidak optimal, hingga permasalahan pengelolaan masjid yang kurang profesional.
Oleh karenanya, muzakarah ini merupakan langkah strategis untuk mendiskusikan panduan syar’i, sosial, dan manajerial terkait pembangunan dan pengelolaan masjid di tengah masyarakat.
"Kami berharap, melalui diskusi mendalam dalam muzakarah ini, akan lahir pemahaman yang komprehensif dan panduan yang aplikatif, sehingga keberadaan masjid dapat lebih terintegrasi, memberikan manfaat maksimal, dan menjadi pusat pemersatu umat," ujarnya.
Kementerian Agama, kata Azhari siap mendukung, apapun rekomendasi yang dihasilkan dari muzakarah ini, baik melalui kebijakan maupun program yang sejalan dengan visi membangun masyarakat Aceh yang lebih religius dan harmonis.
Muzakarah Ulama ini dipimpin oleh Prof Dr Tgk H M Hasballah Thaib MA PhD dengan menghadirkan dua panelis utama, Tgk H Muhammad Amin Daud (Ayah Min Cot Trueng), Pimpinan Dayah Raudhatul Maarif Cot Trueng dan Dr H Ardiansyah Lc MAg, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara.[]