Banda Aceh (Amru Sujud) --- Siswa MAN 1 Banda Aceh, Atsil Syahgibran, berhasil meraih medali emas Olimpiade Sains Nasional pra KSM tingkat SMA/MA cabang Geografi di Medan, Sumatera Utara. Hal tersebut diketahui lewat pengumuman daring, Jumat (28/07/2019).
Kegiatan berskala nasional ini diselenggarakan oleh tim Pelatihan Olimpiade Sains Nasional (POSI). Atsil, sapaan akrabnya, berhasil menjadi yang terbaik dari 67 peserta cabang Geografi dari seluruh Indonesia, dengan memperoleh nilai total 265.
Dengan torehan ini, semakin banyak koleksi medali nasional yang berhasil diraihnya. Karena sebelumnya juga Atsil baru saja meraih dua medali emas sekaligus pada cabang Geografi dan Sejarah.
Kepala MAN 1 Banda Aceh, Nursiah SAg MPd, mengapresiasi raihan dari anak didiknya itu. Ia memang sudah sering mengharumkan nama madrasah di tingkat nasional. Atsil juga meraih juara umum pada Penilaian Akhir Tahun (PAT) beberapa waktu lalu.
Saat momen pembagian rapor, Nursiah juga mengundang khusus ke ruang Kepala Madrasah untuk diberikan trophy dan piagam penghargaan. Pada saat yang sama, Ibu Kabag Tata Usaha Kanwil Kemenag Aceh, Ny Yasmaidar menyerahkan hadiah serta dana pembinaan kepada Atsil yang sudah membawa nama baik Kanwil Kemenag Aceh di tingkat nasional.
Perjalanan yang dihadapi siswa yang kini duduk di kelas XII IPS ini tentu tidak mudah. Ia harus bersaing ketat dengan para siswa terbaik dari seluruh penjuru nusantara. Di antaranya dari MAN Insan Cendekia Sambas, MAN 1 Tangerang, MAN Insan Cendekia Siak, SMAN 1 Srengat Jawa timur, SMA Methodis 3 Medan.
Kemudian lagi dari MAN 1 Sukabumi, MAN 1 Jember, MAN 2 Tasikmalaya, SMAN Plus Riau, MAN 1 Lamongan Jawa Timur, MAN 2 Cilacap Jawa Tengah, MAN Insan Cendekia Aceh Timur, MAN 1 Medan, MAS Islam Ar Risalah, dan banyak sekolah lainnya.
Dalam kesempatan lain, Nursiah menyampaikan akan memberikan reward berupa umroh kepada para pembimbing Kompetisi Sains Madrasah (KSM) tingkat nasional yang berhasil meraih medali emas. Tentu saja hal tersebut menjadi terobosan yang luar biasa dan patut diapresiasi. Hal tersebut diharapkan dapat menjadi motivasi dan tantangan bagi para pembimbing KSM di MAN 1 Banda Aceh. []