Banda Aceh ( Heri ) --- Kurikulum Merdeka diterapkan pada tahun pelajaran 2023 – 2024. Hal ini sejalan dengan kreatifitas dan tingkat kecerdasan siswa. Salah satu penunjang Kurikulum Merdeka adalah program Literasi Madrasah. Literasi Madrasah bertujuan untuk mengembangkan tingkat kemampuan siswa pada literasi Numerasi dan Literasi Bahasa. Bakat siswa dapat tersalurkan khususnya siswa yang mempunyai tingkat kecerdasan dan kreatifitas dalam menulis.
Hal ini disampaikan Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Banda Aceh Kusnadi, S.Ag MA saat menutup Kegiatan Bimtek Implementasi Kurikulum Merdeka, Sabtu (25/02/2023) di MIN 11 Banda Aceh.
Ia menambahkan data yang menunjukkan bahwa kreativitas siswa sangat besar dan perlu disikapi oleh guru dan madrasah, dengan catatan guru harus memberikan contoh kepada siswanya dengan membuat karya buku literasi.
“Hari ini pemerintah telah memberi apresiasi dan penghargaan kepada madrasah atas kreativitas siswa dan guru madrasah, Kementerian Agama sangat mendukung pengembangan literasi madrasah, dan ini buahnya yang didapatkan dari Implementasi Kurikulum Merdeka, karena penerapan kurikulum merdeka bagi siswa agar siswanya merdeka dalam mengekplorasi dirinya sendiri, yang selama ini terpendam” Ujar Kusnadi.
Mari kita kembangkan kemampuan menulis guru dan siswa pada penerapan Kurikulum Merdeka ini, ini merupakan catatan bagi Kepala Madrasah untuk memfasilitasinya dengan bijak sana.
“Kita ingat pepatah, Harimau mati meninggalkan belang, Gajah mati meninggalkan gading, sedangkan manusia meningga dunia meninggalkan karya untuk anak Bangsa, Karya guru dan Siswa Madrasah akan menjadi catatan dan cerita bagi generasi penerus berikutnya” Salam literasi dan mari kita berkarya, Pungkas Kusnadi.
Kepala MIN 11 Banda Aceh Dahrina M, S.Ag MA menyampaikan program literasi di MIN 11 Banda Aceh sudah dimulai pada tahun 2020 dan berlanjut hingga sekarang.
“Alhamdulillah, program ini sudah kami mulai tahun 2020 pada saat pandemic, melahirkan beberapa karya siswa dan guru, Alhamdulillah setelah it uterus berlanjut hingga sampai pada buku Cintaku Untuk Pertiwi kolaborasi dengan Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas” Ujar Dahrina.
Kami telah melahirkan puluhan buku, hampir rata-rata memiliki 10 buku antologi, dan ada salah seorang guru kami di MIN 11 Banda Aceh ini memiliki 29 buku Antologi, 2 buku solo cerita anak dan 3 buku yang dilahirkan bersama komunitas, demikian Dahrina.