[Banda Aceh | Yakub] “Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar…,” ‘pekik’ Wali Kota Banda Aceh Hj Illiza Sa’aduddin Djamal SE bersama pejabat Provinsi/Kota Banda Aceh dan undangan, saat melepaskan peserta karnaval Muharram, di Blang Padang. Cuaca agak panas, pagi, tapi peserta tetap semangat.
Sahutan takbir dilengkingka juga oleh ‘jamaah’ anak-anak dan guru. Di pendapa, Sekda dan jajarannya menyambut peserta dengan cerianya. Sekitar pukul 11.00 WIB, mendung, dan jelang zhuhur ujeuen.
Puncak rangkaian Tahun Baru Islam, Tahun Baru Hijriah, disyiarkan di mana-mana Rabu, 1 Muharram 1437 Hijriah (14 Oktober). Di Banda Aceh Pemerintah Aceh, Pemerintah Kota, dan panitia, termasuk DPW dan DPDBKPRMI Aceh dan Banda Aceh, bersama unsur madrasah dan sekolah, dan juga TPQ/TPA/Remaja Masjid (RM) pagi ini ramai dengan karnaval.
Pengumuman sang juara sendiri, dilaksanakan dalam rangkaian acara sore, di Taman Sari. Sedangkan Selasa kemarin hingga semalam (13/10), aneka acara islami dipusatkan di Blang Padang. Jajaran Kemenag ikut syiarkan bersama.
Pawai dilepaskan Sekda dan Wali Kota sejak pukul 08.30 WIB, unruk PAUD/RA/TK. Selanjutnya MI/SD dan kakaknya hingga MA/SMK. Spanduk dan semacam papan nama dari 150-an peserta (selain PAUD/TK), bersahutan di seantero jalan kota, mengajak umat syiarkan Tahun Baru, dan mengisinya dengan amal shalih.
“Selamat Tahun Baru Islam 1437 H…” ucap Kakanwil Kemenag Aceh Drs HM Daud Pakeh lewat media di halaman Kanwil. Kakanwil mengajak jajarannya, renungi makna ‘niat’ dan ‘pengabdian’. Di sana ada makna dari hadits “innamal a’malu binniat…”.
Namun Selasa (13/10), aneka kegiatan dalam rangka menyambut 1 Muharram 1437 H dengan label “Wonderful Muharam” di Banda Aceh sudah dimulai. Di Lapangan Blang Padang, Ustadz Yusuf Mansur hadir sebagai penceramah.
Ceramah ini diikuti oleh ribuan warga Banda Aceh, mulai dari masyarakat umum, PNS, mahasiswa hingga para pelajar. Siswa Madrasah juga ‘putih-putih’.
Usai Wali Kota Banda Aceh Hj Illiza memberikan kata sambutannya dan membuka secara resmi kegiatan wonderful Muharram, Ustadz Yusuf Mansur pun tampil menyampaikan taushiahnya.
Dalam taushiah singkatnya, Pimpinan Pondok Pesantren Darul Quran, Tangerang-Banten, ini menceritakan kisah terkait proses hijrah dirinya.
Kata sang ustadz, ibunya merupakan sosok yang sangat berperan dalam proses hijrahnya. “Berapa kali Muharam lagi lu bisa berubah?” ujar Yusuf Mansur menirukan kata-kata ibunya yang mengingatkannya untuk berubah.
Kata-kata hijrah yang diingatkan sang Ibunda sempat salah dimaknai oleh Yusuf Mansur yang menduga dirinya disuruh keluar dari rumah karena sering berperilaku meresahkan keluarga.
“Mulai sekarang kamu hijrah sana, dari kasur pindah ke lantai, shalat pindah ke masjid sana,” ungkap sang ustadz yang baru sadar bahwa pindah yang dimaksudkan ibunya adalah pindah ke kebiasaan yang lebih baik dari kebiasaan buruknya.
Katanya, pindah ke lantai dari kasur dimaksudkan ibunya agar dirinya tidak lalai beribadah hanya karena kebanyakan tidur. Kemudian shalat di masjid atau mushalla dimaksudkan agar dirinya bisa lebih dekat dengan Allah, “Sana cepat kamu cegat Allah. Bingung saya, bagaimana caranya mau mencegat Allah.”
“Ternyata yang dimaksudkan Ibu saya, saya harus sudah berada di masjid saat azan belum dikumandangkan,” ujarnya.
Pada tahun 1998, Ustadz Mansur benar-benar hijrah, yakni pindah dari rumah ke penjara karena kasus utang-piutang. Di sinilah proses hijrah sebenarnya dialami Yusuf Mansur, meski tidur di lantai ubin dan tiap hari dikurung, Yusuf Mansur justru sangat menikmati suasana karena telah berjanji dengan Allah untuk mengikuti semua perintah dan meninggalkan larangan-Nya. Di penjara, Ustadz Yusuf Mansur mulai menghafal Al-Quran dan memperbanyak ibadah kepada Allah.
“Saya katakan kepada Allah, saya ikhlas menerima proses hijrah ini ya Allah, dan saya pun mulai menghafal Al-Quran,” kenangnya.
Di akhir tausyiahnya, Ustadz Yusuf Mansur berharap Kota Banda Aceh dapat mewujudkan misinya menjadi Model Kota Madani dan masyarakatnya juga dapat hijrah ke arah yang lebih baik, masyarakat yang taat kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
Selain Ustazd Yusuf Mansur, acara di Blang Padang juga diisi oleh penampilan grup Nasyid Raihan dari Malaysia dan testimoni artis Sarah Vi yang sudah berhijab.
Kabid Pengembangan Syariah dan Dayah Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh, Wirzaini Usman mengatakan, selain ceramah Ustadz Yusuf Mansur, kegiatan Wonderful Muharam di Lapangan Blang Padang juga diisi dengan Haflah Al-Quran bersama Syeikh Mohamed Hameed Al-Gammal dari Mesir dan sejumlah qari internasional asal Aceh pada malam harinya.
“Rabu (14/10), kita juga gelar Pawai Muharram Aceh Hijrah Carnaval yang diikuti oleh ribuan peserta. Start dan finish di Lapangan Blang Padang,” ujar Wirzaini.
Rangkaian acara bertema “Muharram, Spirit Hijrah Menuju Banda Aceh Model Kota Madani” ini, ditutup dengan Wisuda Tahfizhul Quran pada 5 November mendatang di Stadion H Dimoerthala, Lampineung. []