CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Seikilas Syaikh al-Bhuthy; Wafat dalam Konflik Suriah

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 874
Minggu, 24 Maret 2013
Featured Image
Banda Aceh-KemenagNews (24/3/2013) Syaikh Said Ramadhan al Buthy, ulama kelahiran Buthan, salah satu wilayah Turki yang dinisbahkan pada penghujung namanya, dan kelak beliau lebih popular dengan nama tersebut. Lahir pada tahun 1929, di dalam keluarga yang penuh peduli dengan pendidikan agama.Mulla Ramadhan, sang ayah yang bergelar al-‘Arif billah adalah ulama sufi ternama, selain itu beliau juga pakar dalam bidang syariah. Mulla Ramadhan telah mempersiapkan Buthy kecil menjadi pembela Islam kemudian hari, kedisiplinan yang tinggi menjadi salah satu bekal penting dalam perjalanan keilmuan Buthy. Pada tahun 1933 sang ayah membawa Buthy menuju Dimaskus, tempat yang menjadi kampung halaman beliau kemudian hari.Tahun 1953, Buthy menuju Kairo, dengan niat memperdalam ilmu agama di Universitas Al Azhar, universitas Islam tertua di dunia. Sebelumnya, Buthy remaja sudah dipercayakan menjadi khatib di beberapa mesjid di kota Damaskus. Di universitas Al Azhar pula beliau meraih gelar doktoral dengan judul disertasi Dhawabit al Mashlahah fi al Syariah Islamiah. Buku tersebut menjadi referensi penting dalam ilmu Ushul fikih era modern.Pemikiran Jika ditanya ulama saat ini yang paling keras menentang pemahaman anti mazhab, maka syaikh Buthy adalah salah satu ulama yang berdiri di garda terdepan. Buku beliau Alla Mazhabiyah: Akhtaru Bid’atin Tuhaddid Syariata Islamiah (Anti Mazhab: Bid’ah Terbesar yang Mengancam Syariat Islam) mengupas habis kerancuan paham anti mazhab. Ulama bermazhab Syafii ini senantiasa mengajak kita untuk merevitalisasi turats.Buku beliau al Salafiyah Marhalah Zamaniyah Mubarakah La Mazhab Islamy (Salafy adalah Masa yang Diberkati, Bukan Nama Kelompok Islam) terang terangan menolak kerancuan salafy modern. Buku buku beliau dengan jelas menunjukkan pemahaman ahlu sunnah melalui mazhab akidah Asy’ari. Pendirian beliau ini kerap mendapat tantangan. Namun dengan logika dan ilmu yang mendalam, segala syubhat yang coba ditimbulkan dapat beliau tolak.Syaikh Buhty dengan kepakarannya menulis berbagai macam disiplin ilmu agama. Beliau menulis Min Rawai’i Al Quran (Keunikan Al Quran) dan Manhaj Hadharah Insaniyah fi Al Quran (Metode Peradaban Kemanusiaan dalam Al Quran)Tak ketinggalan dalam bidang sejarah, beliau banyak membenarkan sejarah keliru yang ditulis oleh beberapa pemikir muslim. Buku Fiqh Sirah Nabawiyah (Fikih Sirah Kenabian) bisa dikatakan buku wajib yang harus dimiliki oleh penuntut ilmu agama dan orang yang ingin mempelajari aspek fikih dari sejarah nabi.Beliau juga pakar dalam bidang filsafat. Ini terbaca dari buku Naqdh Auham Al Madiyah Al Jidaliyah (Mengkritik Keraguan Filsafat Dialektika Hegel). Kedalaman pengetahuan beliau disertai cara berpikir yang runut membuat buku ini sangat diminati dalam kajian kajian filsafat.Masih cukup banyak buku beliau yang lain, seperti al Insan Mukhayyar am Musayyar, al Jihad fi Al Islam, Hurriyat Al Insan fi ‘Ibadatillah, Hadzihi Musykilatuna, Min Al Fikr wa Al Qalb, Haqaiq ‘an Nasyati Qaumiyah, Ila Kulli Fatatin Tukminu Billah, Kalimat fi Munasabat, Man Huwa Sayyid al Qadr, Yughalithuunaka idz Yaqulun, dan berbagai buku yang merupakan khazanah Islam yang cukup bermutu.Ulama banyak menganggap beliau sebagai mujtahid, namun beliau menolak digolongkan sebagai mujtahid, beliau lebih nyaman memilih mazhab Syafii sebagai jalur fikih yang terus beliau tekuni. Hal ini membuat beliau disegani, bahkan oleh orang yang tidak sepaham.Akhir HayatTerjadinya revolusi besar besaran di Timur Tengah turut merembes ke Syiria. Revolusi Syiria juga turut menyeret Syaikh Buthy ke dalam polemik. Ijtihad politik beliau dipandang kontroversial. Namun beliau memiliki dalil cukup kuat pula dalam berhujjah. Oleh karena itu, sebaiknya kita tidak disibukkan dengan problema ini.Pada 21 Maret 2013, sebuah kabar duka datang setelah shalat maghrib, mesjid Iman di Hay Mazra’ah dimana Syaikh Buthy sedang memberikan pengajian menjadi korban keganasan bom bunuh diri. Apapun kontroversi yang sempat menimpa syaikh Buthy tidak bisa membuat kita lupa bahwa kita telah kehilangan Ulama besar, ulama rabbani yang zuhud, hidup di sebuah rumah sederhana jauh dari kesan kedekatan beliau dengan pemerintah sebagaimana dugaan sebagian orang.(reportase: Zahrul Bawady, Kairo)
Tags: #
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh