CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Sayang, Saat Tarawih Kereta Berjejer di Depan Cafe Remang

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 459
Kamis, 9 Juli 2015
Featured Image

[Banda Aceh | Muhammad Yakub Yahya]  Menyebut ‘kedai’, ‘warung’, atau ‘warung kopi’ meskipun pelanggan di dalamnya itu minum teh, memang semakin terdengar ‘kuno’ di ‘zaman edan’. Sebutan yang lebih modern, dan ‘gila’ kini, ialah menyebut ‘cafe’. “Jak u cafe, jak…,” ajak kawan pada kawan lainnya.

Namanya saja ‘cafe’, atau kafe, meskipun sama saja menunya dengan ‘kedai’, ‘warung’, dan ‘warung kopi’. “Namanya kafe (sebutan bahasa Aceh untuk cap ‘kafir’), sebagian perangai penjaja dan pelanggang di dalam itu nyaris mirip dengan orang ‘kafir’: tak shalat saat azan, tapi pintu ditutup sebagian, lampu diremangkan, wi-fi masih on, tirai diturunkan sebagian, dan pengunjuang asyik dengan setan di dalam…,” sindir penceramah di Banda Aceh, yang kini sudah tua itu.

“Hebat… hebat Aceh, atau Banda Aceh yang sukses ‘ditipu’ dengan cap kota cyber, tapi keterbukaannya tak diimbangi dengan kontrol pemerintah dan orang tua,” sesal warga kota, saat menanggapi sebuah acara live di dialog RRI, yang masih peduli dengan konsep ‘Kota Madani’

Entah apa jadinya generasi Aceh nanti. Sudah di luar Ramadhan, siang malam, habiskan ni’mat umur dengan kelamaan di cafe, bukan sekadar minum-minum, eeh di malam puasa pun masih kelamaan nongkong di dalam, sejak buka puasa hingga tengah malam.

“Saat saudara kita yang lain sedang shalat tarawih, sebagian kawula muda parkirkan kereta di luar, mereka sembunyi di dalam. Sungguh sayang…,” sesal Drs Tgk H Ameer Hamzah, di sela-sela makan malam, usai buka puasa bersama di Aula Masjid Raya, Rabu (21 Ramadhan).

Lanjut Ustadz Ameer Hamzah asal Buloh Blang Ara (Al-Hambra) Aceh Utara, pada Imam Besar Masjid Raya, “Parkir penuh dengan mobil dan kereta di depan, tapi orangnya hilang. Kita pikir ada masjid tapi di mana ya... rupanya yang ada warung kopi.”

“Dulu orang yang malas dan tak mau ke tempat tarawih, di rumah saja. Dia malu keluar rumah, hingga tarawih usai. Namun sekarang warga Aceh terang-terangan, tak malu, berkeliaran saat jam tarawih,” sindirnya.

“Biasa cafe yang mendukung maksiat, maju dan ramai cuma sebentar, akhirnya gulung tikar,” kata jamaah dialog di mushalla Kanwil Kemenag Aceh. 

Seorang kawan bercanda, “Secangkir kopi tiga jam, waktu ngopi terlama di dunia itulah remaja Aceh.” Memang mereka bukan pesan kopi, tapi pesan apapun di cafe atau di warung minum, tetap dinamakan warung kopi.

Dalam sesi ceramah buka puasa, Ustadz Ameer ajak, “Pengurus boleh berganti, tapi pengajian harus tetap langgeng, sepanjang zaman. Pengurus boleh mati, lembaga pendidikan seperti TPQ Plus dan seperti Masjid Raya Baiturrahman terus hidup.” Demikian nasehat Drs H Ameer Hamzah, da’i/penceramah, di hadapan Dewan Pengurus, Ustadz/ah, Persatuan Orang Tua Murid (POM), keluarga besar TPQ Plus Baiturrahman, dan jamaah/tamu.

Buka puasa digelar tiap tahun, biasa di cafe atau halaman masjid, dan dua kali terakhir, dibuat di aula. Lebih bersahaja dan santai jadinya, lanjutkan makan malam usai shalat.

“Ini semua bisa lanjut karena komitmen dewan guru dan kepengurusannya. Kesuksesan lembaga pendidikan lahir, karena kepedulian pendiri, pelanjut, dan pelaksana hariannya,” lanjutnya di aula Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, dalam acara buka puasa bersama, yang juga hadir selain Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman Prof DR H Azman Ismail MA, juga elemen/tetanggaan Masjid Raya seperti Perpustakaan Masjid Raya, BQ (Baitul Qiradh) Baznas Madani, Tabloid Gema Baiturrahman, Radio Baiturrahman, MTs/MA Darusysyari’ah, Dewan Imam, Dewan Muazzin, dan khadam/security.

Selain itu diundang juga sekretariat yang ada di masjid, seperti RMB (Remaja Masjid Baiturrahman) yang juga gelar gema Ramadhan seperti bazaar, ISKADA (Ikatan Siswa Kader Dakwah) Aceh, BKPRMI Aceh/Kota, IPQAH (Ikatan Persaudaraan Qari/ah dan Hafizh/ah) Aceh atau HIPQAH, dan perparkiran masjid. 

“Pengurus berganti, pendidikan tetap lancar; yang tua meninggal, yang muda menggantikan. Seperti di Al-Azhar Kairo, pengurus terus berganti, namun sudah lebih seabad usianya, lembaga itu masih eksis,” lanjut Drs Ameer Hamzah, Pendiri/Pengurus Besar TPQ Plus, dan mantan Ketua Umum, yang juga kini masih aktif  sebagai wartwan senior/kolumnis… []

Tags: #
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh