Sebanyak 240 santri kelas akhir Dayah Darul Ihsan Aceh Besar mengunjungi Observatorium Tgk Chik Kuta Karang, Senin 26 Oktober 2024. Para santri tersebut datang dalam empat rombongan belajar dengan didampingi oleh asatidznya.
Selama berada di observatorium, santri mengikuti seminar falakiyah bersama staf observatorium dan juga melakukan praktik pengamatan matahari dengan menggunakan teleskop.
Tgk. Mustafa Ibrahim Woyla, yang turut hadir membersamai santri mengatakan, ia membawa serta seluruh santri kelas 12 untuk mendapatkan bimbingan terkait proses penentuan awal bulan hijriyah di Indonesia.
“Sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan dan kami ingin anak-anak kami dapat belajar langsung dari para praktisi hisab rukyat di Kemenag Aceh terkait proses penentuan awal bulan hijriyah dalam kalender Islam. Supaya anak-anak kami dapat mendapatkan gambaran yang jelas terkait proses ini.” Ujarnya.
Ia juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama atas kesempatan yang diberikan kepada para santri untuk mengikuti proses pembelajaran langsung di Observatorium Tgk Chik Kuta Karang.
Selain mendapatkan penjelasan tata cara rukyatul hilal, para santri juga menerima pemaparan data-data rukayatul hilal awal Ramadhan 1445 H.
Staf observatorium Tgk Chik Kuta Karang, Rahmatul Fahmi menyampaikan, bulan pada 29 Sya’ban nanti akan berada pada ketinggian 0 derajat 49 menit dan elongasi 1 derajat 55 menit.
“Berdasarkan data hisab, pada maghrib akhir Sya’ban nanti bulan masih berada terlalu dekat dengan matahari dan hamburan sinar matahari akan menyamarkan badan bulan yang baru memiliki ketampakan 0,03% sehingga sangat sulit untuk dilakukan rukyatul hilal dengan mata telanjang. Sya’ban berpotensi diistikmal menjadi 30 hari. Namun keputusan terkait hal tersebut akan disampaikan langsung oleh Menteri Agama melalui sidang Isbat tanggal 10 Maret nanti.” Terangnya.
Kepala Bidang Urusan Agama Islam, Dr. H. Mukhlis, M.Pd mempersilahkan instansi pendidikan untuk dapat berkunjung dan belajar bersama di Observatorium Kementerian Agama tersebut.
“Silahkan surati kami terkait rencana kunjungan dan materi yang ingin diajarkan kepada siswa. Suratnya ditujukan langsung kepada Kakanwil Kemenag Aceh agar kami dapat mengagendakannya. Tidak ada biaya untuk kunjungan ini.” Ujar Kabid Urais.