Catatan Inmas
Siang itu, usai shalat zuhur suasana Kantor masih sepi, para ASN di lingkungan Kanwil Kemenag Aceh sedang istirahat, hanya sejumlah ASN yang tetap stay di ruangan, begitu juga di lantai II Kantor tersebut, disana juga masih ada beberapa staf yang sibuk dingan Komputer masing-masing, hal yang sama juga dengan sosok didalam kamar yang ada di ruangan itu, yaitu Kasubbag Perencanaan dan Keuangan Kanwil Kemenag Aceh, Saifuddin, SE atau yang biasa disapa Yahwa, dengan wajah serius dan fokus ia meniliti dokumen yang ada di mejanya.
Melihat ada yang datang, ia mempersilahkan kami masuk dan duduk, tapi ia masih tetap melanjutkan dengan kegiatannya terlebih dahulu, sampai tiba-tiba salah seorang Pejabat dilingkungan Kankemenag Pidie Jaya masuk dan menghampirinya seraya mengucapkan “selamat Yahwa atas Prestasi ini” ucap pria itu.
Dengan wajah ceria, Yahwa meletakkan dokumen dokumen diatas meja itu kesamping, pelan ia berkata “ Ini keberhasilan kita semua,” ucap Yahya.
Keberhasilan yang dimaksud yahwa adalah kabar gembira yang baru saja diperoleh oleh Kantor Kementerian Agama Provinsi Aceh, dengan mengukir prestasi gemilang tingkat Nasional dan menerima penghargaan dari menteri Agama RI sebagai Satuan Kerja Penyerapan Anggaran Tertinggi se Indonesia tingkat Kanwil sampai per 30 Oktober 2017, Pada acara Launching Transaksi Pembayaran Non Tunai pada Kementerian Agama dan Evaluasi penyerapan Anggaran Triwulan III tahun 2017 di Jakarta, Senin (30/10).
Kemudian yahwa mengatakan, ini semua karena pimpinan kita yang gigih, kerja keras dan pantang menyerah, padahal selama ini betapa banyak rintangan dan hambatan yang beliau hadapi, tapi beliau terus bekerja untuk membangun lembaga.
“ini Perjuangan yang luar biasa, memang benar hasil tak pernah mengkhianati usaha, kami merasakan betul di perencanaan dan keuangan bagaiaman dukungan dari pimpinan, kapan saja beliau siap, bahkan sejak apel pertama awal tahun telah mengingatkan semua satker untuk mencairkan biaya rutin setiap bulan,” cerita Yahwa.
Tiba-tiba laki-laki yang berbadan tegap itu menarik nafas panjang, seraya berkata “It’s Time we Show the Real Class, dan ini merupakan satu pembuktian tentang usaha kita untuk lembaga,” ujar Yahwa.
Lagi-lagi ia mengulang ucapannya bahwa” Pencapaian yang luar biasa hari ini berkat dukungan dan arahan bapak Kakanwil, ia memiliki andil dan komitmen yang kuat untuk mewujudkan ini dan ia selalu memantau, bahkan pada saat kondisi kami mulai goyang, ia menjadi orang nomor satu berdiri di depan,” cerita Yahwa yang memang tupoksinya mengawal anggaran Kemenag Aceh.
Suasana ruangan itu kian berwarna saat salah seorang bercanda dengan gaya khasnya berbahasa Aceh “ Hai nyoe Kon berkat ureung droneuh cit Yahwa (ini juga berkat kegigihan kawan-kawan perencanaan dan keuangan juga),” ucapnya, sontak tertawa pecah satu ruangan.
Kemudian dengan wajah serius Yahwa menyampaikan terimakasih kepada semua satker yang telah bekerja secara maksimal untuk mewujudkan ini, seraya berharap dapat mempertahankan dan meningkatkan dimasa yang akan datang termasuk pada pelaporan keuangan.
“ Prestasi ini sebagai buah dari usaha kerja keras semua kita selama ini, seperti halnya petuah Kakanwil untuk senantiasa kerjasama, kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas dan kerja iklas di semua Satker dilingkungan Kemenag Aceh,” lanjut Kakanwil.
Kita masih teringat, beberapa waktu lalu Kemenag Berhasi meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI terhadap Laporan keuangan tahun 2016, sehingga tahun ini merupakan tahun terindah bagi Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI).
Ini sungguh penantian yang teramat panjang, maka sangat wajar bila Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengaku bersyukur atas opini wajar tanpa pengecualian yang diraih Kementerian Agama untuk laporan keuangan tahun 2016 dari Badan Pemeriksa Keuangan.
“Ini adalah sejarah untuk pertama kalinya, karena sejak 12 tahun kami berusaha keras untuk mendapatkan WTP. Dan tahun 2016 baru mendapatkan opini WTP itu," ujar Lukman sebagaimana dikutip kompas.com.
Menurut Lukman, seluruh pegawai Kemenag baik ditingkat pusat maupun daerah juga sudah berusaha keras meraih opini WTP dari BPK. Pencapaian ini tidak semata kinerja, tapi juga atas kerja sama yang sangat baik jerih payah auditor di BPK yang bekerja sampai tengah malam dan ini adalah hasil kemitraan yang sangat baik sehingga opini ini bisa dicapai.
Dalam catatan Kemenag RI, raihan WTP ini sudah mulai terlihat hasilnya sejak 2011 lalu, hanya saja pada 2011 hingga 2014 Kemenag pernah mendapatkan opini WTP tetapi dengan paragraf pengecualian (DPP).
Kemudian pada 2015, Kemenag mengalami penurunan kinerja hingga akhirnya mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Akhirnya, hasil membanggakan itu bisa terukir pada tahun 2016.
Menurut Menag Lukman, ada beberapa faktor yang membuat Kemenag sulit meraih WTP, dimana satuan kerja (satker) di Kemenag sangat banyak. Hal inilah yang menjadi alasan banyaknya waktu yang dibutuhkan bagi Kemenag untuk mendapatkan opini WTP. Kemenag memiliki satuan kerja yang banyak dan tidak kurang dari 4.557 satker.
Lalu, apa kiat menteri dan jajarannya untuk bisa meraih WTP, Lukman mengatakan, agar mendapatkan opini WTP pihaknya menerapkan sistem akuntansi berbasis Akrual yang juga diterapkan oleh Pemerintah pusat.
Sistem ini membenahi sistem yang sebelumnya ada di Kemenag. Selain itu, pihaknya juga membentuk duta-duta Akrual yang disebar ke seluruh wilayah. Hal ini untuk memperkuat koordinasi dan sinergitas antara pemerintah pusat dan daerah.
"Alhamdulillah dengan nilai-nilai integritas, profesionalitas, tanggung jawab dan keteladanan, kami memetik buahnya dengan opini WTP di tahun 2016 ini," kata Lukman usai menerima LHP dari BPK RI, 29 Mei lalu.
Aceh Penyumbang WTP
Seperti yang disampaikan Menag Lukman Hakim Saifuddin, dari 4.557 satker di Kemenag RI, Aceh merupakan salah satu Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) yang banyak menyumbang WTP tersebut dari sejumlah Satker yang dimiliki.
Tentunya, ini juga hasil kerja keras dan kerja sama banyak pihak untuk bahu membahu, mengembalikan citra Kemenag yang selama ini banyak disoroti. Tangan dingin Kakanwil Kemenag Aceh Drs HM Daud Pakeh bersama jajarannya patut diajungi jempol.
Sehingga tak mengherankan Kemenag RI pun memberi apresiasi kepada Kanwil Kemenag Aceh atas raihan dari penantian panjang 12 tahun tersebut. Begitu juga peran yang diperlihatkan bagian keuangan Kanwil Kemenag juga tak bisa diabaikan begitu saja.
Kinerja yang diperlihatkan Kasubbag Perencanaan dan Keuangan yang di komandoi Saifuddin SE dan kawan-kawan membuahkan hasil yang manis. Kerja keras dan berjibaku siang malam itu, tentunya mempunyai trik dan kiat tersendiri. []