[Suka Makmue | Yakub] Hingga Ahad (23/8), sebagian cabang lomba yang dimusabaqahkan dalam MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran) ke 32 Aceh, di Suka Makmue, masuki final, dan sebagian lain masih semifinal. Termasuk cabang Syarhil Quran, yang di antara Dewan Hakimnya ialah Kabid PD Pontren Kanwil Kemenag Aceh H Abrar Zym SAg (foto bersama Kakanwil), dan Kasubbag Inmas Kanwil Kemenag Aceh H Akhyar MAg.
Sedikit keunikannya cabang MSQ (Musabaqah Syarhil Qur’an), yang menampilkan tiga peserta sekaligus. Masuk cabang musabaqah yang mengungkapkan isi kandungan Alqur’an ini, dengan cara menampilkan bacaan, puitisasi/terjemah dan uraian yang menunjukkan kesatuan yang serasi.
Peserta terdiri dari 3 orang, yang menyampaikan isi (pensyarah), pembaca Alqur’an (tilawah), dan pembawa puitisasi/terjemah (saritilawah). Atau ada tiga, Syarhil Pensyarah, Syarhil Tilawah, dan Syarhil Sari Tilawah.Peserta boleh putera semua, puteri semua atau campuran (putra dan putri) yang masih berstatus pelajar SMA/berusia 16-19 tahun (bagi kategori pesantren).
Materi MSQ, berbagai topik yang memiliki landasan ayat-ayat Al-Quran yang terdiri atas aqidah, ibadah, akhlak, kemasyarakatan/muamalah, dan lainnya.
Syarhil, kadang dieja oleh lidah yang asing dengan kata itu dengan, ‘Syahril’ Qura’. Ejaan keliru ini, misalnya saat satu pejabat Pemerintah Aceh sempat ucapkan dalam membaca isi SK Dewan Hakim, malam pelantikan di Pendopo Bupati Nagan Raya, dengan kata ‘Syahril’, bukan ‘Syarhil’.
Sama halnya, keliru juga diulangi, padahal masih di hadapan ahlinya MTQ (hakim) itu, kata ‘Qiraah Sab’ah’ dengan ‘Sabah’. Sebagaimana keliru juga saat salah satu pejabat dari tuan rumah mengulang kata ‘qari-qari’ah’, yang semestinya ‘qari qari-ah’. Sama saja, keliru sekali saat masih ada pejabat kita masih membaca Mahkamah Syari’ah, untuk ‘Mahkamah Syar’iyah’.
Banda Aceh
Sementara, di antara perkembangan MTQ ke 32 Aceh dari Nagan Raya, misal dari kafilah Banda Aceh misalnya antarkan empat putra/putri ke final. Finalis dari Kafilah Banda Aceh yang diantar Walikotanya Hj Illiza Sa’aduddin Jamal SE ialah Khalilurrahman (Tafsir Bahasa Arab), Aqmarina A (Tafsir Bahasa Indonesia), Muna Nurul Izzati (tartil), dan Naqia (tilawah Kanak-kanak).
Aceh Timur
Sementara Kafilah Aceh Timur misal, telah menampilkan 13 utusan terbaik dalam enam cabang, Tartil putri, Tilawah dewasa dan anak-anak, Hifzhil Qur’an, Tafsir Qur’an Bahasa Indonesia, Syarhil Qur’an, dan dua Khattil Qur’an (Khat).
Aceh Timur mengikuti tujuh cabang MTQ yang diperlombakan yaitu, Tarti Qur’an putri, Tilawah remaja putra, Qira’ah Sab’ah ramaja dan dewasa putra/putri, Hifzhil Quran 1 juz putra, Tafsir Qur’an tafsir bahasa Indonesia/Inggris putra, Syarhil Qur’an putra, Khattil Qur’an dekorasi putra/putri. Seluruh peserta masuk babak penyisihan hingga Ahad (23/8).
Aceh Selatan
Sementara kafilah Aceh Selatan, yang bawa 86 orang (47 kafilah, 23 pria dan 24 wanita, 39 official, pelatih serta pendamping), yang dalam defile sempat didengungkan MC (Indahyani SAg), mereka menargetkan menjadi juara umum pada MTQ tingkat provinsi Aceh ke 32 di Kabupaten Nagan Raya.
Adapun cabang yang diikuti antara lain, Tilawah Tartil, Tilawah dewasa dan remaja serta tilawah tingkat Kanak-kanak putra/putri. Selain itu, cabang Qira’ah Sab’ah juga diikuti dewasa putra dan putri, demikian juga Hifzil Qur’an 1,5,10, dan 20 Juz diikuti oleh putra dan putri, kecuali Hifzil Qur’an 30 Juz hanya putri saja.
Lalu ada Khattil penulisan buku, Khattil Hiasan Mushaf, Khattil Dekorasi, Kontemporer dan Fahmil Qur’an (dua regu) M21Q diikuti putra-putri.
Selanjutnya cabang Syarhil Quran, ada Syarhil Pensyarah, Syarhil Tilawah, Syarhil Sari Tilawah juga menampilkan putra dan putri.
Cabang Tafsir Bahasa Indonesia menampilkan peserta putra dan Tafsir Bahasa Inggris hanya putri saja begitu juga dengan Tafsir Bahasa Arab.
MMQ
Sementara di cabang MMQ (Musabaqah Makalah/Maqalah Alquran) dalam MTQ ke 32 Aceh, yang salah satu Dewan Hakimnya (ketua) DR Jabbar Sabil MA (penulis Tafsir Majalah Santunan), mengantarkan 12 finalis bersaing ke final.
Mereka yang lampaui nilai dari 42 utusan se Aceh, adalah Teguh Multazam (Banda Aceh), Zahri Fuad (Bener), Mulyasir (Aceh Selatan), Muhammad Jailani (Lhokseumawe), Muhammad Razi (Aceh Besar), dan Teguh Siddiq (tuan rumah, Nagan).
Putrinya, ialah Rastina A (Banda Aceh), Majidah Nur (Aceh Selatan), Sumarnidar (Aceh Timur), Raihan Nusyur (Aceh Tamiang), Dian Safrina (Lhokseumawe), Nabila Ummmi (tuan rumah, Nagan Raya). []