Lhoksukon| Syarifuddin| Jika dahulu Lhoknibong dikenal sebagai Kota Pisang Sale, maka akhir-akhir ini ada hal lain yang lebih menarik di Negeri Pentee Bidari itu. Bila kita tiba di Lhoknibong pada hari Minggu sekitar pukul 18.00 wib maka kita dapat menyaksikan kesibukan yang tidak biasa di depan Mesjid Baturrahim. Di jalan raya depan mesjid, kita dapat melihat beberapa pemuda mengenakan rompi orange mengatur lalulintas. Sementara di halaman mesjid terlihat para pemuda sedang mengatur parkir, baik untuk kenderaan roda dua maupun roda empat.
Kesibukan pada tempat wudhuk juga melebihi dari biasanya. Banyak orang terlihat sedang mengambil air sembahyang dan sebagian lagi berdiri mengantre. Suara gemercik air yang keluar dari krannya terdengar bagaikan musik harmoni, silih berganti.
Para wanita menggunakan mukena serba putih berduyun memasuki mesjid. Kaum laki-laki juga demikian. Ketika waktu shalat maghrib tiba, suasana hiruk pikuk kenderaan dan gemercik air wudhuk pun berhenti. Langit Lhoknibong hening sejenak sampai terdengar suara imam shalat mengumandangkan Surah al-Fathihah dan ayat-ayat al-Quran lainnya. Suara “amiiin” dari jemaah pun membahana memecah keheningan senja.
Sekilas kita berfikir, mungkin pada malam itu akan ada tabligh akbar atau acara besar lainnya seperti Musbaqah Tilwatil Quran (MTQ) namun ternyata bukan. Pada malam itu di Mesjid Baiturrahim Lahoknibong akan digelar pengajian rutin Minggu Malam, mereka menyebutnya pengajian Malam Senin yang dimulai usai shalat maghrib dan berakhir jelang shalat ‘isya. Ketua Remaja Mesjid, Tgk. Irham S. Malem menjelaskan bahwa pengajian rutin Malam Senin diisi oleh guru dan ulama dari berbagai daerah di Aceh dan kali ini (19/1) mereka menghadirkan Tgk. Husnaini dari Lhokseumawe.
Menurut Tgk. Irham, pengajian yang diikuti oleh sekitar 500 jemaah ini telah berlangsung selama 9 tahun dan tetap eksis hingga saat ini berkat kekompakan. “Kami kompak sehingga kami bisa bertahan sampai 9 tahun lamanya dan pada beberapa tahun terakhir frekwensi pengajian telah bertambah. Hampir setiap malam ada pengajian dengan guru yang berbeda” ujar Tgk. Irham yang menjadi ketua remaja mesjid di sana semenjak 1999 dan kini merangkap pula sebagai bendahara panitia pembangunan mesjid tersebut. [y]