[Karang Baru | Muhammad Sofyan] Matahari seakan enggan bersinar, jam telah menunjukkan pukul 09.23 WIB, tapi ia masih bersembunyi di balik awan sisa-sisa hujan yang mengguyur Tamiang pada malam Rabu (30/9).
Satu persatu Penyuluh Non PNS se-Tamiang berdatangan dan memasuki Aula Al-Ikhwan Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Tamiang.
230 buah kursi plastik merek “Chitose” tertata rapi tanpa meja yang dipersiapkan untuk 213 penyuluh Non PNS dan 13 Penyuluh Fungsional plus beberapa undangan.
Di bagian depannya tersusun tiga buah meja kayu yang diberi alas berwarna krem di padu warna orange, untuk para pejabat Kankemenag Tamiang beserta penceramah. Kehadiran mereka dalam rangka pengajian Perdana Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) non PNS se-Tamiang.
Sebelum pengajian, terlebih dahulu diadakan Rapat Koordinasi membicarakan pengajian tersebut. Zulfikar DB selaku ketua Pokjaluh menyampaikan bahwa pengajian ini akan dilaksanakan rutin setiap bulan menggunakan dana Swadaya, masing-masing penyuluh dikenakan beban Rp. 10.000 perbulan. Pengajian tersebut bertujuan mempererat silaturrahmi.
“Pengajian ini penting bagi penyuluh, mengingat kita banyak menghadapi masalah di lapangan,” ujar Zulfikar lebih lanjut.
Sementara itu dalam arahannya Zakaria, S. Ag. Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam mengatakan bahwa pengajian tersebut juga untuk saling bertukar informasi dan wajib diikuti oleh semua penyuluh. “Penyuluh yang tidak hadir 3 kali berturut-turut kami mohon maaf namanya akan dicoret dari daftar penyuluh,” ujar Zakaria di ujung arahannya. [y]