Membangun pendidikan itu bukan hanya di wilayah perkotaan atau yang mudah dijangkau dari letak geografisnya saja, akan tetapi pendidikan yang sama juga harus dirasakan oleh anak-anak bangsa di pedalaman Aceh, itulah salah satu tekad Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. M. Daud Pakeh dalam membangun pendidikan Aceh, sehingga ia giat mencari mutiara-mutiara di pedalaman.

Bermula dari laporan staf yang ia tugaskan ke pedalaman kabupaten dalam Provinsi Aceh beberapa waktu lalu tentang kondisi pendidikan di pedalaman Aceh Tamiang dan lengkap dengan foto bagaimana kondisi bangunan madrasah disana yang sangat tidak layak disebut bangunan sekolah.

Dalam waktu yang tidak lama, ia bersama Kasubbag Perencanaan dan Keuangan Kanwil Kemenag Aceh H. Saifuddin, SE (Yahwa) bergerak ke lokasi tersebut untuk melihat langsung kondisi bangunan dan pendidikan di madrasah pedalaman Aceh Tamiang itu.

Saat tiba di lokasi, Sungguh, tidak ada kata-kata, matanya mulai berkaca, bangunan itu milik Yayasan keluarga, MIS Al Kautsar  itu terletak di Dusun Jambo Rambong  Gampong Babo Kecamatan Bandar Pusaka,  yang didirikan sejak 6 Tahun lalu, namun baru sekarang diketahui tentang kondisi MIS tersebut saat "Sang pencari mutiara" itu menjadi orang Nomor satu di jajaran Kemenag Aceh. 

Bangunannya sangat memperhatikan, ia masih berlantai tanah, dinding terbuat dari tepas bambu dan sudah banyak bolong.

Setelah melihat langsung, Kakanwil Merespon cepat, dengan memerintahkan Kasubbag Perencanaan dan Keuangan agar mencari lokasi yang cocok untuk pembangunan MI tersebut, karena lokasi sekarang tidak memungkinkan pembangunan disebabkan letaknya di tepi jurang.

Pada hari itu juga, setelah berdiskusi dengan Muspika dan Datok disana, Kakanwil Kemenag Aceh membantu pembangunan sejumlah ruang belajar pada tahun ini.

Menariknya, Walaupun dalam kondisi serba kekurangan, mereka para siswa siswi "Mutiara"  Pedalaman itu mampu menoreh prestasi gemilang, baik tingkat Kabupaten maupun Provinsi, bahkan dari sekolah itulah lahir penyumbang emas untuk Aceh Tamiang pada Porseni ke 15 di Takengon beberapa waktu lalu.

Kondisi itu tidak menyulut mereka untuk belajar dan mengukir prestasi, ternyata disini ada Mutiara, ya mutiara  pedalaman Aceh. 

Anak-anak disini juga berhak mendapat pendidikan yang sama dengan saudaranya di Kota, mutiara ini telah bersinar, "kita harus menyelamatkan mutiara mutiara ini," ujar Kakanwil.

Sebelumnya, Kakanwil juga telah menemukan mutiara di pedalaman Aceh Tengah, disana ada Sebuah MIS yang beda tipis dengan yang ada di Aceh Tamiang,  Respon cepat Kakanwil, kini bangunan tempat Mutiara itu belajar juga akan dibangun oleh Kanwil Kemenag Aceh.  Kakanwil yakin kondisi seperti bukan hanya disini dan Aceh Tamiang saja, tapi juga di pedalaman Aceh yang sedang dan akan terus ditelusuri.

Mutiara mutiara di pedalaman teruslah bersinar, yakinlah prestasi bukan hanya di lahirkan dari gedung-gedung mewah nan megah, tapi juga dari gubuk sederhana yang serba kekurangan.

Tentu mutiara seperti ini masih banyak di pedalaman Aceh, "sang pencari" mutiara akan terus mencari, termasuk informasi mutiara di sebuah daerah yang sulit di tempuh, terimakasih Kakanwil, engkau telah menyelamatkan mutiara yang sangat berharga untuk masa depan Nusa dan Bangsa. []