Banda Aceh (Yakub) --- Bagi warga Aceh, yang masih ingin tunaikan shalat tarawih di Baiturrahman, dan masih berhasrat jadi makmum, seperti shalat di belakang imam di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi, masih bisa manfaatkan satu malam lagi.
Nanti malam, Rabu (21/6) atau malam ke 27 Ramadhan 1438 Hijriah, imam shalat isya, tarawih, dan witir di Masjid Raya Baiturrahman, yang biasa diimami oleh Syekh Abdelrahman Eldesouky Taha Radwan dari Mesir, merupakan malam terakhirnya di sini.
Syekh Abdelrahman Eldesouky Taha Radwan dari Mesir yang hampir sebulan bersama jamaah Baiturrahman, juga jamaah qiyamullail, dan jamaah beberapa masjid di shubuh Ramadhan, akan pulang ke Mesir.
Syekh Abdelrahman Eldesouky yang kelahiran Gharbiah, Mesir, 12 Mei 1964 ini, akan meninggalkan Aceh ke Mesir, via Malaysia.
Demikian penjelasan salah satu pemandu Syekh, Ustadz Fakhruddin Lahmuddin SAg MPd, saat menjelaskan alasan imam datang dan jadwal kepulangannya, Senin (19/6) malam, sebelum penceramah sampaikan taushiah.
Penceramah malam ke 24 Ramadhan lalu, yang sampaikan tema sedekah itu, ialah Prof Dr H Nasir Azis MSc.
"Nanti malam, imam akan mengatamkan Al-Quran. Syekh akan membacakan juz ke 30, dan memimpin witir sekalian bersama jamaah. Syekh akan bacakan doa panjangnya dalam witir, sebagaimna malam-malam sebelumnya. Bagi jamaah yang akan qiyamullail, nanti akan dipimpin oleh imam lain, dan jika telah witir bersama syekh, tak perlu witir lagi," jelas Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman Prof Dr Tgk H Azman Ismail MA, sebelum persilakan penceramah sampaikan taushiahnya, Selasa (20/6) malam.
Penceramah malam Rabu, malam ke 26 Ramadhan semalam ialah Tgk H Mutiara Fahmi Razali, Lc MA. Dan Syekh bacakan akhir juz 28 dan juz 29 (juz tabarakalldzi).
Di antara jamaah hadir Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Drs HM Daud Pakeh dan jajarannya.
Sejak malam perdana tarawih, hingga di akhirnya, ribuan jamaah setia di belakang imam di Masjid Raya yang kini telah berpayung itu. Syekh salah satu hafiz 30 juz yang bersuara merdu, yang piawai bawakan beberapa irama, model imam Makkah dan imam Madinah itu.
Syekh Abdelrahman Eldesouky Taha Radwan dari Mesir sebulan penuh menjadi imam 'isya, tarawih 20 rakaat, dan witir. Syekh yang juga Direktur Lembaga Alquran Universitas Al-Azhar di Provinsi Gharbiah Mesir itu, sengaja memilih Aceh, lantaran kecintaannya pada Serambi Mekkah ini.
Menurutnya, ada alasan mendalam hingga ia berkenan 'dibawa pulang' ke Aceh. Setelah lewati lobi dan penjajakan yang lama oleh, misalnya para alumni Kairo di Aceh. Ikut melobi dan dampingi penerjemahan selama di Banda Aceh, seperti Ustadz Fakhruddin Lahmuddin SAg MPd.
Syekh mampu membawakan iramah beberapa imam Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Lebih berat imami shalat di Baiturrahman, sendirian selama sebulan, untuk 20 rakaat. Di sini harus menjaga panjang, hafalan, ghunnah, dan jumlah rakaat.
Sebab di Arab Saudi saja, imamnya ada shift, tiga malam sekali, misalnya di Masjidil Haram. Saat bukan berjadwal imam ia bisa review hafalannya. Imam di sana, masing-masing miliki satu macam irama dominannya. Namun Syekh Abdelrahman bawakan irama mereka, di Baiturrahman, dalam malam yang sama, hingga tiga macam irama.
Beberapa rakaat syekh selain bawakan iramnya Saud Al-Suraim, ia juga lantunkan iramanya Imam Shalat Abdullah Al Juhani, atau Adul Rahman Al-Sudais, Khalid Al-Gahmidi Abdullah bin Humaid, Abdullah Awad Al-Juhany, atau Maher Al-Mueaqly. Jika jumpa dengan ayat azab, sesekali terdengar imam menangis pelan, dan lanjutkan ayat dengan gemetarnya.
Imam selalu hadir ke masdjid, jelang isya, dengan satu mobil toyota putih plat merah 'BL', bersama sopir dan penerjemahnya. Syekh beristirahat di Grand Permata Hati Blang Oi Banda Aceh.
Syekh Abdelrahman Eldesouky yang tiba di Banda Aceh pada Kamis (25/5) pagi, setelah dijemput oleh Ketua Umum DMI Aceh, Ustaz Fachruddin Lahmuddin SAg MPd ke Malaysia.
[muhammad yakub yahya, direktur tpq plus biturrahman/RN]