Takengon-KemenagNews. Guru adalah merupakan pekerjaan yang mulia. Guru memberikan pengetahuan kepada siswa-siswi dengan sepenuh hatinya agar siswa-siswi yang dididiknya menjadi orang yang berguna bagi dirinya dan orang lain. Harapan itu terpatri pada jiwa-jiwa guru, maka ketika guru melihat siswa-siswi yang menjengkelkan dalam hati guru masih tetap berharap semoga siswa-siswi itu menyadari kesalahan atau tingkah laku yang tidak baik itu.
Maka hendaklah guru menyadari bahwa dirinya adalah merupakan panutan bagi siswa-siswinya. Lakukan pekerjaannya secara profesional, menjadikan keikhlasan sebagai nafas kehidupan, pengabdian sebagai niat suci, menjadikan dirinya bermafaat bagi ummat sebagai tujuan yang mulia. Jika jiwa-jiwa seperti ini telah lekang dari guru, maka patut jadi renungan bagi kita sebagi guru yang pada tanggal 25 November kemarin kita rayakan Hari Guru Nasional.
“Momen hari guru ini adalah untuk merenungkan jati diri kita sebagai guru,” ujar Sapuan MR., M.Pd kepala MIN 1 Takengon di sela-sela menjelang Upacara Hari Guru Nasional di Lapangan Kantor Bupati Aceh Tengah Sabtu 25/11. Selanjutnya ia mengatakan profesi guru adalah profesi yang mulia, jangan sampai guru merendahkan profesi ini. Berusahalah selalu untuk menjadi yang terbaik, bekerja dengan disiplin dan menjaga etika dalam pergaulan.
Senada dengan Sapuan, juga dikatakan H. Sri Sukamso, S.PdSD Kepala SDN 8 Jagong Jeget bahwa guru hendaknya mampu menjadikan dirinya teladan bagi anak didik dan lingkungan sekitarnya, perilaku buruk seorang guru akan menjadi noda hitam bagi profesi mulia ini, ujarnya.
Upacara Hari Guru Nasional dan HUTPGRI ke-68 di Aceh Tengah dilaksanakan di Lapangan Kantor Bupati dengan inspekturupacara Bupati Aceh Tengah Ir. H. Nasaruddin, MM yang membacakan amanat menteri pendidikan nasional Muhammad Nuh dan memberikan penghargaan kepada Suhaini, S.PdI Kepala RA Ayu Ara yang meraih juara 1 lomba Kepala RA se-Indonesia.
Sebelumnya Bupati Nasaruddin sangat menyesalkan tindakan beberapa guru yang berpakain ketat saat acara gerak jalan santai dalam memeperingati Hari Guru Nasional dan HUTPGRI pada tanggal 24/11.
“Saya sebenarnya ingin turut jalan santai bersama dengan para guru, namun karena ada yang berpakaian belum sesuai dengan syaria’t, saya malu kepada masyarakat”, kata Nasaruddin seperti diberitakan oleh tanohgayo.com (Ahmad Dardiri/y)