[Banda Aceh | Yakub]  Sejenak pukul 08.00 WIB, suasana Banda Aceh sempat cerah. Karyawan di instansi pemerintah memulai kerja dengan apel, pagi Senin (24/10).

Di halaman tengah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, komandan apel sampaikan laporan bahwa 'apel siap dimulai', usai aba-aba 'siaaap grak!'

"Kepada pembina apel, 'hormaaat grak!'," ajak komandan apel, Zakaria (yang disapa Pak Jak), dari Subbag Ortala dan Kepegawaian Bagian TU Kanwil.

Usai 'salam hormat' dari karyawan, yang berbusana warna putih-gelap, pada pembina apel, amanat pagi Senin (23 Muharram) pun, dimulai.

Saat Kepala Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat dan Wakaf (Kabid Penaiszawa) Kanwil Kemenag Provinsi Aceh Drs H Bukhar MA, memulai mukaddimah amanat apel, cuaca masih bersahabat untuk berdiri di halaman, di sebelah Mushalla Al-Ikhlash Kanwil itu.

"Sebenarnya kita telah melaporkan pada Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam dan Direktur Penerangan Agama Islam, untuk Aceh harus ada penambahan kuota Penyuluh Agama Islam Non PNS," mulai Waled (sapaan untuk Kabid Penazawa), di hadapan peserta apel, yang masih tekun mendengar, tapi mata sesekali menengadah langit, menatap mendung.

Pagi ini Senin, hingga Jumat (28/10), memang waktu penerimaan tenaga penyuluh, sebagaimana isi surat, Dir Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor DJ. III/432/2016, soal persyaratan dan teknis perekrutan.

H Bukhari juga sempat, klarifikasi beberapa hal lain, termasuk kekeliruan kepanitiaan kurban di Kanwil bulan lalu, yang menimbulkan kesan kurang adanya koordinasi dan kekurangtepatan pelimpahan tanggung jawab untuk itu.

Saat belum habis Kabid sampaikan dinamika dan harapan Kemenag Aceh terhadap perekrutan formasi non PNS itu, hujan pun mulai rintik. 

Para Kabid, Pembimas, dan karyawan mulai berhamburan, tapi tetap di teras menanti amanat usai.

"Mudah-mudahan ke depan ada penunjukan koordinasi kurban yang jelas dan tepat," ajak dan tutup Kabid di tengah sayup-sayup rintikan hujan. Mnurutnya, justru salah satu Kasi di bidangnya yang semestinya paling bertanggung jawab.

"Jika bukan hujan, amanat apel bisa lebih setengah jam," kata rekan di Bidang PAI, di dekat sound.

(Hujan turun deras, kadang disertai angin. Juga sore Ahad (23/10) kemarin. Namun sempat cerah malam dan shubuh Senin (24/10) ini. Jelang anak madrasah bekemas, saat karyawan akan berangkat, hujan turun lagi. Jelang apel, sempat reda lagi, dan saat amanat dan anak madrasah/sekolah lagi upacara, hujan lagi. Saat ini selain hujan deras, lampu pun padam, tapi beberapa saat kemudian hidup lagi) []