CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Menag di Meulaboh: Tinggalkan Paradigma Lama Pendidikan

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 313
Selasa, 18 Februari 2014
Featured Image

[Meulaboh| Muhammad Yani/Muhammad Yakub Yahya] Kira-kira 20 jam sebelum bendera start, tanda Gerak Jalan Kerukunan dikibarkan Menteri Agama, di Lapangan Teuku Umar, dekat laut itu, Menag Suryadharma bahani peserta dan undangan dengan soal peran pendidikan dalam Kuliah Umum di STAI Tgk Dirundeng Meulaboh.

Menag RI, sebelum Temu Kader di Aula SMK Meulaboh itu, mengajak para tenaga pengajar PTAIN (Perguruan Tinggi Agama Islam) untuk meninggalkan paradigma pendidikan lama, yang mewajibkan menuntut ilmu agama semata dan mengabaikan ilmu-ilmu lainnya. “Tinggalkan paradigma pendidikan seperti itu, karena untuk mendapat kebaikan dan kesejahteraan dunia diperlukan ilmu tersendiri dan untuk kebahagiaan akhirat juga diperlukan ilmu agama,” kata Menag seusai pertemuan dengan tokoh masyarakat di Pendopo.

Di hadapan Rektor UIN Ar-Raniry, Bupati, Kakanwil Kemenag Aceh, Danrem 012 TU, Dandim, Kapolres, Anggota MPR/DPR-RI, para Kakankemenag, Ketua MPU, Ketua MPD, Ketua MAA, Ketua Koordinator PTAIS Wilayah V, Ketua dan para anggota DPRK, Rektor dan para Ketua PT, Ketua Alumni STAI itu, Menag menjelaskan, posisi pendidikan agama Islam dewasa ini mengalami kemajuan pesat. Baik dari sisi kualitas dan kuantitas.  Namun pada era globalisasi seperti sekarang, masih ada kalangan akademik yang memandang ilmu secara terkotak-kotak. Ilmu agama wajib dipelajari, ilmu lainnya tak usah.

Alasannya, lanjt Menag, di hadapan hadirin yang juga hadir Direktur Pendidikan Islam Prof Dr H Dede Rosada MA, Kakanwil Kemenag Aceh Drs H Ibnu Sa’dan MPd, dan sejumlah pejabat dari Kemenag, hanya ilmu agama yang bisa membawa kebahagian di akhirat.

Padahal, lanjut Menag, untuk mencapai kehidupan paripurna, dibutuhkan pengetahuan secara komprehensif dan integral. Jika ingin memahami tentang ilmu langit perlu ilmu astronomi. Jika ingin mempelajari fenomena alam, juga ada ilmunya. “Sumber ilmu tetap satu, yaitu Allah semata,” tegas Menag.

Menag yang akan meninggalkan Meulaboh menuju Kuala Namu Rabu (19/2) sekira pukul 11.45 WIB, menjelaskan bahwa pengintegrasikan disiplin ilmu dewasa ini sudah menjadi kebutuhan mutlak. Karena itu, Menag menyambut gembira permohonan kalangan akademisi dari Sekolah Tinggi Agama di Meulaboh untuk secepatnya ditingkatkan statusnya menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Meulaboh.

Hanya saja, lanjut Menag, untuk mengubah status tersebut butuh proses. Sebab, permohonan peningkatan status yang sudah disetujui itu butuh waktu dan melibatkan instansi lain: Menteri PAN dan RB, Bappenas, serta Menteri Keuangan. Untuk itu, Menag meminta Direktur Pendidikan Tinggi Islam secepatnya memproses perubahan status tersebut. Diharapkan pada Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II sebelum berakhir sudah selesai.

“Kalau juga belum selesai,  kenali direkturnya. Kejar terus untuk menyelesaikan perubahan status penegerian perguruan tinggi agama Islam itu,” harap Menag.

Menag menjelaskan, dalam waktu dekat pihaknya juga akan menaikan status beberapa PTAIN. Ada tiga Institut Agama Islam Negeri (IAIN) yang akan dijadikan Universitas Islam Negeri (UIN), yaitu: IAIN Sumut, IAIN Semarang, dan IAIN Palembang. Belum lagi STAIN Pontianak yang dalam waktu dekat akan diubah statusnya menjadi IAIN.“Ini adalah bagian komitmen Kemenag untuk memajukan pendidikan agama Islam di Tanah Air,” terang Menag. [kemenag.go.id/yyy]

[foto: muhammad yakub yahya/andi syahputra-dosen stai]

Tags: #
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh