CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Maulid dengan Rimbawan, tapi Naik Boat

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 400
Selasa, 14 Januari 2014
Featured Image

Banda AcehMuhammad Yakub Yahya|Hari pertama maulid, Keluarga Besar Rimbawan laksanakan silaturrahmi dan peringatan Nabi Muhammad Saw di kawasan rehabilitasi lepas Pantai Ulee Lheue Kecamatan Meuraxa Banda Aceh. Menariknya, rimbawan itu melaksanakan ajang silaturrahmi saban tahun ke hutan atau pesisir, tahun ini di barat Masjid Ulee Lheue, sedangkan tahun depan di Tahura Seulawah, hutan binaannya.

Untuk mensyiarkan maulid dengan kalangan rimbawan itu, harus naik boat. Perahu kecil yang diparkir di samping Kuliner Ulee Lheue. Lalu menyeberang lewat bawah jembatan Ulee Lheue, hingga ke pulau pasir kecil, yang bertetangga dengan Waterboom Ulee Lheue itu.

Dalam acara seribuan undangan dan keluarga berbagai Dinas/Kantor/Badan/UPTD Kehutanan itu, digelar  aneka perlombaan yang mendidik, bersahabat, dan penuh ukhuwah. Di samping penanaman pohon baru yang masih belum penuh. Juga ada pemilihan rimbawan teladan.

Acara semakin meriah dengan caramah maulid sebelum zhuhur berjamaah. “Nama Muhammad sudah agung dan mulia, meski ada orang, lembaga, atau negara yang terus mencela dan menghina Nabi Saw. Sebab wajah siapa pun bertuliskan nama ’Muhammad’ jika dilihat dari sebelah kiri. Mata simbolnya ‘mim’, hidung simbolnya ‘ha’, mulut simbolnya ‘mim’, dan dagu simbolnya ‘dal’,” jelas Muhammad Yakub Yahya, Direktur TPQ Plus Baiturrahman.

“Muhammad Saw tak akan hina. Sebab Allah meninggikan sebutannya (QS. Al-Insyirah: 4). Di Barat sekarang geliat Islam dan semangat menamakan anaknya dengna nama Muhammad (nama shahabat/shahabiah) tinggi sekali. Namun di sini nama anak Aceh, jika kita lihat di absen dan daftar hadir aneh-aneh. Serta di sini, semangat menjalankna Islam seperti dingin sekali. Aneh, sekarang di negara nonmuslim, nama yang paling banyak diberikan ayah-ibunya ialah ‘Muhammad’. Ini karena Allah memang sudah mentaqdirkan begitu. Panggilan yang paling banyak juga Muhammad, atau Ahmad (nama lainn Rasulullah),” sambung Muhammad Yakub Yahya, Staf Subbag Inmas Kanwil Kemenag Aceh.

“Azan dan shalawat, serta dalam shalat misalnya, kita menyebut nama Muhammad berulang kali. Dan antar muazzin, sahut-menyahuti nama Muhammad dalam azan di bumi bulat, hingga kiamat,” tambahnya. Memang nama orang atau ejaannya kadang bukan persis dengan lafal ‘Muhammad’, bisa Ahmad, Mohamad, Mohamed, M saja, atau Mohd, tapi yang dimaksudnya ialah ‘Muhammad’,” jelas Muhammad Yakub Yahya, yang beralamat di Punge Jurong, samping Blang Padang itu.

“Jadi, setiap kita melihat wajah, setiap saat kita bershalawat, menghayati, dan menjalankan sunnahnya, sebab wajah kita memang bertuliskan Muhammad. Sebab nama ‘Ahmad’ jika diurut juga terdiri dari huruf ‘alif’, ‘ha’, ‘mim’, dan ‘dal. Keseharian kita dan dalam shalat kita pasti dalam kondisi berdiri (simbol alif), jongkok/rukuk’ (hah), sujud/tidur (mim), atau duduk (dal),” jelasnya lagi di kepulauan kecil yang mudah untuk ke sana itu. 

Bagaimana cara ke sana? Jika Anda berdiri di jembatan Ulee Lheue atau jalan menuju ke utara di Pelabuhan Ulee Lheue, ke arah barat Masjid Baiturrahim (yang selamat saat tsunami itu), ada gugusan pulau pasir yang sudah rimbun kembali dengan hutan pinus dan tanaman penangkal lainnya. Anda bisa menyeberang, dengan air sepinggang atau seleher, jika air surut, meski dalam dan dangkalnya tidak menentu, berubah-ubah karena derasnya arus. Namun awak boat di bawah LSM Geureu Chok atau warga sekitar juga menyediakan boat jika kita mau ke pulau 5 hektare itu. Bagus untuk ajang pariwisata lembaga dan pendidikan, atau sekolah/madrasah. Sebab lokasinya dekat, bersih, dan massa yang kita bawa, bisa tak ke mana-mana, sampai acara usai.

Namun kawasan itu sedang diselesaikan statusnya para pihak, apakah masuk Ulee Lheue, Meuraxa, Banda Aceh, atau Lamteh, Peukan Bada Aceh Besar. Sebab usai tsunami memang tak menarik, dan kelihatan sudah bersinar dan menggeliat, jika tanamannya meninggi, anginnya sejuk, pemandangannya indah, turis lokal menjadikan lokasi wisata, termasuk maulid keluarga besar rimbawan pagi-siang (12 Rabiul Awal 1435 H), maka akan bernilai ekonomis.

Nah, yang merehabilitasi hutan pantai itu banyak elemen, termasuk Bapedalda Aceh sebelumnya, saat Kepala Badan itu di bawah Ir Husaini. Kini dilanjutkan oleh Dinas Kehutatan (Kadisnya Ir Husaini uga), bersama UPTD dan Badan-badan di lintas koordinasinya. Termasuk yang menangani hewan (satwa), Tahura Seulawah, air sungai, dan seterusnya. []

Tags: #
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh