[Bireuen | Yakub Inmas Kanwil]  Hari pertama sesi penyisihan debat ilmiah, lima kelompok siswa MA, A, B, C, D, dan E, saling menanya dan menangapi. Dewan hakim (dua orang) dan pengamat, menilai kebolehan per kelompok, yang terdiri dua orang. Sesekali tepuk tangan membahana Aula MAN Bireuen, depan Stadion Cot Gapu, samping Posko Kontingen Kanwil dan UIN.

Saat yang sama di luar aula sedang tanding volly. Jadi suasana gaduh di luar, dan sorak aplaus sesekali dari dalam aula. Semua dalam pengawasan Polisi dan dibantu RAPI.

Seperti kelompok A, terdiri dari siswa dan siswi, memaparkan kiat menjaga kebersamaan dan ukhuwah dengan rumus ta’aruf, tafahum, ta’awun, dan takaful. Saaat kelompok A di hari kedua Porseni ke 14 (9/8) ini, menjelaskan makna-makna itu, teringat kita pada arahan atau sambutan Kakanwil saat membuka sebuah acara, atau khutbah Idul Adha, seputar kebersamaan dan persaudaraan.

Empat prinsip kerja, sebagaimana yang sering diulangi Kakanwil, untuk saling menguatkan hubungan kita, yang dikutip siswa debat, ialah ta’aruf  (ukhuwah/Kebersamaan dengan saling mengenal sehingga tidak saling mengejek kekurangan dan kelebihan); tafahum (saling pengertian dan memahami apa adanya); ta’awun (saling tolong menolong diminta atau tidak); dan takaful (saling melindungi dan menutupi kebutuhan).

Ahad pagi (10/8) debat dilanjutkan lima kelompok lain, tema apa ya....? [akh/amw/ahs/lia/faj]