[Bireuen | Najib Zakaria] “Tegur saja kalau ada anak usia sekolah berkeliaran di jalan atau nongkrong di warung warung kopi saat jam belajar, tanyakan kenapa dia tidak sekolah,” ajak Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Bireuen, Drs Maiyusri saat memberi arahan pada acara perpisahan murid kelas enam MIN Bale Stuy, Peusangan.
“Ini tidak boleh dibiarkan,” ingatnya lagi. Selain sekolah, kata Maiyusri, lingkungan masyarakat juga sangat berpengaruh dalam membentuk watak dan sikap anak anak, anak yang dibiarkan tanpa mau diantarkan kesekolah akan menjadi generasi yang tidak bisa apa-apa.
“Pemerintah menggratiskan biaya sekolah, lantas, apa yang membuat kita tidak mau menyekolahkan anak kita?” tanya Maiyusri.
“Bukankah dalam hadis ditegaskan bahwa belajar itu wajib bagi orang Muslim?” tanya Maiyusri lagi, sembari membacakan hadis tentang wajib menuntut ilmu.
Acara perpisahan murid kelas enam MIN Bale Stuy dihadiri wali murid, tokoh masyarakat setempat, untuk tahun ajaran 2014-2015 MIN Bale Stuy baru menerima 40 calon murid kelas satu, “Insya Allah akan bertambah dalam beberapa hari ke depan”, kata Hanafiah SAg. MA, lulusan pasca sarjana IAIN Sumatera Utara. [yyy]
[Foto: Drs Maiyusri jelang DDTK di Kankemenag Bireuen, besama mantan Kakandepag (kini Kepala BDK Aceh, Drs H Zulhemi A Rahman MAg)]