Takengon-KemenagNews, Rabu (18/9/2013) “Madrasah di Aceh Tengah ke depan diharapkan mampu menciptakan hafidz/hafidzah Al Quran,†demikian ditegaskan Drs. H. Hamdan, MA di depan para Kepala MI, MTs dan MA se-Aceh Tengah (17/09) dalam pertemuan dengan para Kepala Madrasah jam 14.00 WIB pada acara persiapan kegiatan Sosialisasi Kurikulum 2013 di Aula Kemenag AcehTengah yang akan dilaksanakan 20 September 2013. Lebih lanjut ia mengatakan, madrasah sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai ciri khas agama Islam jangan sampai sama dengan sekolah, lebih parah lagi bila kepala dan para guru tidak menciptakan suasana kecirikhasanagama Islam yang dimiliki madrasah.Untuk menciptakan hafidz dan hafidzah ia menggambarkan, jika dari MI selama 6 tahun anak sudah dibiasakan menghafal Al Quran, dilanjutkan di MTs dan MA selama 6 tahun, minimal anak madrasah sudah mampu 6 atau 12 juz. Dan bila anak-anak ini melanjutkan fakultas kedokteran ke UIN Malang, di mana Universitas Islam Negeri ini juga menerapkankepada para mahasiswanya untuk menghafal Al Quran, maka mereka akan menjadi dokter-dokter yang hafal Al Quran. Selanjutnya ia mengajak kepada Kepala Madrasah, guru dan segenap pegawai kementerian agama di Aceh Tengah untuk bekerja dengan ikhlas, jangan mengharap pujian dan takut cacian. Munculkan ide-ide yang mencerahkan, bisa jadi ide-ide itu akan jadi bahan cemoohan saat disampaikan, tapi kalau menurut logika itu baik, tidak menyalahi aturan yang berlaku, laksanakan, biarlah waktu yang akan membuktikan kerja kita berguna atau tidak. Ia mencontohkan Prof. Dr. Ibrahim Hasan, MBA dan Drs. Mutafa Tamy saat membangun Aceh dan Aceh Tengah, banyak yang mengkritik, tetapi sekarang saat beliau sudah almarhum banyak yang memuji karena merasakan manfaat ide-ide pembangunan yang mereka lakukan.Mendukung pernyataan Kemenag, Drs. M. Syahri Kasi Mapenda mengajak para Kepala Madrasah untuk mengevaluasi program-program madrasah yang telah dilaksanakan, seperti menghafal surat-surat pendek di MI, ayat-ayat pilihan di MTs dan MA, kultum sebelum masuk ke dalam ruang belajar, membaca Al Quran dengan membuka Al Quran persiswa di kelas,ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Guru-guru diajak untuk memantau dan membimbing anak-anak madrasah, mereka hendaknya mengoptimalkan tugasnya sebagai PNS yaitu 37,5 jam perminggu.Selanjutnya Pak Syahri menceritakan ada pejabat kabupaten saat mengunjungi salah satu madrasah mengatakan, banyak hal-hal yang baik di madrasah bisa dibawa ke SD, SMP dan SMA. Makanya kepala madrasah harus evaluasi, “Jangan sampai yang dimiliki madrasah hilang karena para pengelolanya lalai!†ujarnya.Penegasan Haji Hamdan ini nampak mendapat apresiasi dari para Kepala Madrasah, Samsuddhuha, MA kepala MTsN Takengon I yang pada tanggal 14 September 2013 baru mengikuti yudisium di IAIN Ar-Raniry pascasarjananya dengan predikat sangat memuaskan ini mengatakan:“Untuk menghafal Al Quran itu gampang, apalagi bila dilakukan sejak dini terhadap anak-anak kita yang masih MI, MTs dan MA, yang perlu kita lakukan adalah pelatihan bagi para guru dan siswa tentang metode menghafal Al Quran, kemudian jumlah atau waktu menghafalnya ditambah 2 atau 3 jam, sementara ini di MTsN Takengon I hanya 1 jam pelajaranmenghafal Al Quran.†Ditambahkan oleh Ihsan Fahri, M.Pd Kepala MAN 1Takengon, bahwa menghafal dan membaca Al Quran sebagai ciri khas madrasah di Aceh Tengah perlu terus ditingkatkan, kalau selama ini hanya menjadi sebuah kebiasaan perlu ditingkatkan menjadi pelajaran, “Jadikan saja pelajaran muatan lokal dari MI, MTs dan MA adalah hafalan Al Quran,†katanya menyarankan. (Ahmad D. Chusain/y)
Tentang Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota. Alamat Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242