[Peureulak | Sanusi] Setidaknya, setelah 4 ruang belajar madrasah Diniyah Nakhoda khalifah Peureulak Aceh Timur yg habis dilalap si jago merah beberapa waktu lalu ternyata melahirkan perhatian yang serius dari berbagai kalangan, tidak terkecuali pemerintah daearah kabupaten Aceh timur dalam hal ini wakil Bupati Syahrul Syama’un alias linut.
Pria yang akrap dipanggil Apa Syaron ini memang terkesan sangar namun berhati lembut, setelah satu hari pasca kebakaran di madin nakhoda klaifah beliau langsung menyumbang 120-500 truk tanah timbun, dan sejumlah uang tunai, serta mengerahkan alat berat utuk meratakan tanah tersebut.
Hal ini kembali menggugah hati pemilik tanah (keluarga Tgk.Abdullah) yang ada di seputar mesjid untuk diwakafkan tanahnya yang akan digunakan untuk pengambangan lembaga pendidikan awaliah di areal mesjid besar zadul muad itu. Dengan diwakafkan tanah seluas lebih kurang 4000 m2 tersebut menambah pula luas lahan mesjid yang awalnya hanya 4.800 m2.
Apa Syaron sendiri saat dimintai keterangan, Sabtu (31/5) membenarkan bahwa perhatian ini tidak boleh cilet-cilet, “Kita harus serius mmikirkan 2 lembaga ini, mesjid adalah rumah Allah, diniah adalah lembaga yang memperkenalkan anak kita kerumah Allah, jadi kalau bukan kita siapa lagi,” tegas Wabup.
“Terjadinya dekadensi moral anak-anak sekarang ini salah satu faktor penyebabnya adalah tingkat kepedulian kita sangat kurang kepada lembaga-lembaga sepert ini,” lanjut Apa Syaron.“Lembaga inilah yang dapat membentuk karakter anak yang dapat mengenal dirinya, orang tuanya dan tuhannya,” sambung beliau.
Di tempat yang berbeda H.Khadir Yacob (Geuchik leuge) berterima kasih yang luar biasa terutama kepada keluarga Tgk.Dolah yang dengan ikhlas mewakafkan tanah keluarganya untuk mesjid, “Dan kepada pak wabub juga atas partisipasinya terhadap pengambangan mesjid dan diniah, ini seperti sengsara membawa nikmat,” imbuhnya. [Jml/y]