[Meulaboh | Jufrizal Muadz] Seorang anak datang ke sebuah apotek untuk membeli obat buat orang tuanya. Setelah transaksi, ia minta izin meminjam telepon untuk menelepon seseorang.
"Halo, selamat pagi, dengan Dokter Binsar?"” seru si anak membuka pembicaraan di telepon.
"Dokter Binsar, perkenalkan saya Sueb, saya berusia 12 tahun, saya ingin bertanya, apakah saat ini dokter sedang membutuhkan seorang pesuruh dan pemotong rumput atau untuk mengerjakan apa saja di rumah dokter? Saya bersedia bekerja di rumah dokter dengan bayaran berapa saja karena ingin meringankan beban hidup orang tua saya," lanjut si anak di telepon tersebut.
Dokter Binsar menjawab, "Saya tidak membutuhkan seorang untuk bekerja, karena saya telah memilki seseorang anak yang telah bekerja sangat baik dengan saya," jawab dokter tersebut.
Dengan muka terkejut, si anak menjawab lagi pertanyaan dari seberang sana, "Oh, jadi dokter sudah punya anak yang bekerja di rumah dokter?"
"Apa dokter puas dengan pekerjaan dia?"
"Iya saya sangat puas, bahkan bahkan saya akan menjadikan dia anak angkat saya," janjinya.
"Hah, dia nantinya akan dijadikan anak angkat? Tentu senang sekali dia ya Dok. Terima kasih dokter, selamat pagi," seru si anak sambil menutup teleponnya.
Ketika pamit meninggalkan apotek, sang pemilik apotek memanggilnya dan mengatakan, "Nak, kalau engkau sedang membutuhkan pekerjaan, bagaimana kalau kau bekerja di tempat ini saja, di sini banyak pekerjaan dengan gaji yang cukup," ungkap sang pemilik apotek yang sejak tadi rupanya terus mendengarkan pembicaraan si anak dengan Dokter Binsar.
"Oh, terima kasih, Bu. Saya saat ini sedang tidak membutuhkan pekerjaan," sahut si anak enteng. "Lho, tapi… Bukankah tada saya dengar kau sedang mencari pekerjaan?" sahut si pemilik apotek kaget. Anak itu pun kembali berkomentar, "Bu, saya anak yang bekerja di rumah Dokter Binsar itu. Saya sedang mengecek bagaimana pandangan dokter tersebut terhadap saya selama ini."
"Syukurlah, semua berjalan lancar dan dokter pun senang dengan cara saya bekerja, bahkan ibu dengar sendiri, mungkin saya akan dijadikan sebagai anak angkatnya," jawabnya.
Itulah sebuah kisah menarik dan terinspirasi yang diceritakan Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah Drs. H. Jakfar saat menjadi pembina apel, Senin (16/1), di halaman depan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat, dari cerita tersebut kita bisa mengambil makna bagaimana pentingnya seorang untuk mengevaluasikan diri nya, baik dalam bekerja atau pun dalam menjalani hidup ditengah masyarakat.
Tentunya setiap individu sendiri yang dapat menilai hal tersebut berdasarkan konsep percaya diri. Untuk itu, perlu adanya muhasabah diri, refleksi diri atau atau evaluasi diri agar dapat mengevaluasi keberhasilan dan kegagalan yang pasti kita hadapi dalam kehidupan, untuk kemudian memperbaikinya.
Evaluasi Diri adalah salah satu ajaran yang dianjurkan Islam kepada umatnya dalam setiap hari untuk selalu mengevaluasi diri agar hari esok lebih baik dari hari ini. Dengan Muhasabah seseorang akan dapat lebih memahami kondisi dirinya Jika anda mati minggu depan apa yang ingin anda bisa katakan mengenai apa apa yang telah anda capai atau sumbangkan pada kehidupan? Jika anda diberi waktu setahun lagi, apa yang akan anda lakukan dengan waktu tersebut. Sebaiknya apa yang dievaluasi hendaknya tertulis jelas jangan hanya ada dalam pikiran. Untuk meningkatkan kualitas diri perlu adanya target-target yang akan dicapai untuk mempermudah melakukan evaluasi. [yyy]