[Banda Aceh | Muhammad Yakub Yahya] Memang, musim Ujian Nasional (UN), bagi putra-putri kita, di antara dua pencoblosan. Pemilu Legislatif (memilih anggota DPR, DPRA, DPRK, dan DPD), sebulan lalu (9 April); dan Pilpres (memilih Presiden dan Wakilnya), bulan depan (pekan kedua Juni). UN sendiri sejak 14-16 April lalu (siswa SMA/MA), dan sejak pagi Senin (5 Mei untuk SMA/MTs), UN SD/MI sejak 9 Mei.
Anakku dan siswaku, asal Anda rajin belajar sepanjang Semester Ganjil/Semester Genap, tak perlu pusing, sejak UN SMA/MA/SMK Senin (14/4), hingga harus mengerutkan kening. Sering mengerutkan kening, bisa cepat tua. Sebab tidak bakal ada soal ‘orang dewasa’ dalam soal UN anak SMA/MA. Memang ada dua ‘soal Jokowi’. Namun, tak banyak soal baru, anak yang sulung dan bungsuku.
Misalnya, tak bakal ditanyai selama UN untuk jenjang MA/SMK/SMA/SMKLB lalu, “Siapa pemenang Pemilu Legislatif , 9 April lalu? Jika ditanya pun, silakan jawab: “Pemenang Pemilu adalah PDIP”. Juga untuk UN SMP/MTS, tidak ada soal, “Partai lokal bernomor urut 12 dan nomor urut 13, warnanya apa?” Juga tiada pertanyaan untuk ujian, “Kenapa ‘Partai Islam’ perolehan suaranya masih kalah daripada ‘Partai Nasionalis’?” Juga tak ditanyai, “Apa yang terjadi jika Sudirman (Haji Uma) dan Rafli Kande melaju ke Senayang, andai memenangkan DPD (anggota senat yang mewakili daerah) itu”.
Kami ‘mengintip’ sekilas kisi-kisi soal, dan tak ada soal seputar koalisi, oposisi, duda politik, atau Jokowi akan berduet dengan siapa. Tapi ‘politik uang’, alias korupsi itu, mungkin ada ditanyakan, dalam satu-dua soal. Sebab istilah tadi, ‘makanan’ kakak letting Anda, yang lelah hingga ‘jerawatan’ duduk di depan dosen, di ‘kampus biru’, delapan semester (itu paling cepat).
Makanya anakku, belajar dan berdoa, jangan kelamaan di kantin, jangan keluyuran di cafe, jangan asyik menghitung ‘skor gol di kaki orang’ atau menghitung ‘taik bintang’ di langit biru sana. Salah satu yang baik ialah menggantung cita-cita setinggi bintang di sana, dengan cara belajar sepanjang malam, tak cuma malam ujian, dan bukan dengan bikin kopekan usai isya hingga larut malam (cara yang terakhir ini, bukan pengalaman baik). Jika soal dibaca, pelan-pelan dan tenang. Ketenangan membawa kemenangan.
Di sana juga tak ada soal multple choice (pilihan berganda) misalnya soal, “Nama empat besar calon DPD asal Aceh hasil Pemilu (9/4), menurut persentase suara, ialah: a. Fachrul Razi, Ghazali Abbas Adan, Fazlun Hasan, dan Haji Uma; b. Fazlun Hasan, Haji Uma, Ghazali Abbas Adan, dan Fachrul Razi; c. Haji Uma, Fazlun Hasan, Fachrul Razi, dan Ahmad Farhan Hamid; d. Ghazali Abbas Adan, Haji Uma, Fachrul Razi, dan Ahmad Farhan Hamid; e. Tida ada yang benar. Andai ada soal seperti itu, bulatkan saja pada nomor e. Sebab quick count pun, desk Pemda pun, dan KIP pun, baru saja merekap suara dari 23 kabupaten/kota, juga KPU baru merekap 30 menit suara Aceh.
Hasil rekapitulasi Komite Independen Pemilihan (KIP) Aceh, Ghazali Abbas Adan menempati peringkat kedua sebagai peraih suara terbanyak untuk Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Aceh setelah Fachrul Razi yang mendapatkan 345.915. Ghazali Abbas sebanyak 144.505, selanjutnya Sudirman 136.964 dan Rafly 134.509. Jadi yang benar adalah Fachrur, Ghazali, Haji Uma, dan Rafly (tapi tetap belum masuk soal itu dalam UN).
Ananda kami, yang mesti tidur cepat dan bangun cepat, yang menjadi bagian dari ratusan ribu siswa MA/SMA sederajat dan SMP/MTs sederajat di Aceh, termasuk juga dari Paket C, yang diujiankan. Rinciannya, menurut Disdik Aceh, siswa SMA sebanyak 56.024, MA 1.704, SMK 7.724, SMALB 51, dan peserta UN Paket C 3.789 (Serambi, 12/4), dan telah di-UN-kan.
Menurut Sekjen Kemenag RI, Prof Dr Nur Syam (mengganti Bahrul Hayat PhD), secara Nasional, peserta UN dari madrasah ada 1.269.384 siswa. Meliputi, MTs 892.760, MA 376.624, dan 488.228 MI yang mulai tahun ini menempuh Ujian Madrasah (UM). Untuk siswa MA, terbagi dalam jurusan IPA: 116.200 siswa, IPS: 228.966 siswa, Bahasa: 9.123 siswa, dan Keagamaan: 22.335 siswa (kemenag.go.id, 11/4).
Di bangku, tenang dan fokuslah. Soal banyak dan seberapa rumit pun, rasanya sama saja dengan tahun-tahun lalu (tapi UN jangan dijawab dengan perasaan, melainkan dengan pikiran.
Ujian si kakak (MA/SMA) sudah usai (14-16 April), tapi nilai belum, kini ananda SMP/MTs. Pemilu usai, tapi suara belum diplenokan, hingga UN SD (19-21 Mei). Jadwal UN MTs/SMP sederajat (5-8 Mei), susulan (12-16 Mei). Dan Ujian Madrasah (UM) siswa MI (19-21 Mei), ujian susulan (25-28 Mei).
Kiat, Bismillah
Jelang ujian SMP/MTs, juga SD/MI tetap awali dengan bismillah, baca dan hayatilah. Sebelum Anda masuki ruang ujian, pastikan alat tulis lengkap, termasuk kartu, stip, dan pensil 2B. Sebab komputer hanya tahu kense merek itu. Penting, sarapan jangan alpa. Setelah mandi dengan air yang dihemat itu. Sebelumnya tentu ada shalat shubuh (berjamaah) dan mengaji Alquran.
Berjamaahlah sama Abi/Abu, sebab ada shubuh apalagi berjamaah, atau tidak, itu pertanda besar atau kecil kadar kemunafikan seseorang. Standar dan identitas itu, tak terkecuali untuk anakku yang sudah mimpi basah (baligh).
Mengajilah, sebab mengaji ‘Surat Cinta Ilahi’ (Alquran) di saat fajar, bisa menerangkan hati, dekat Ilahi, dan jadi ‘manusia utuh’. Di tengah sebagian kawan Anda yang keras hati, yang belajar cuma ‘kejar nilai’ dan disoraki oleh ‘mama-papa egois’ yang hanya suruh anak untuk mengejar rangking dan juara itu. Berdoa dan awasi diri dari ‘abang jahat’, meski dari oknum polisi, sebab kejahatan ada karena niat. Awas, jangan jauh-jauh main dari rumah, jangan lama-lama di luar, ya! []
[Foto: Wisudawan Misbahul Ulum, Paloh, Muara Satu, yang dihadiri Kakanwil Kemenag Aceh (1 Mei)]