Banda Aceh-KemenagNews (23/8/2013) Di awal khutbah, Ustdaz Umar Ismail, S.Ag, mengingatkan jamaah selalu ingat Allah, di kala senang dan susah, manakalan siang dan malam. Insya Allah dengan zakir jua, urusan mudah selesai, solusi didatangkan Tuhan. Sungguh ingta Allah, termuk amalan yang afdhal (terunggul).Semua kita ingin urusan lempang, masalah teratasi. Dengan menolak kemungkaran, bala Allah akan jauh. Di samping itu, kemungkaran, sumber malapetaka. "Seorang muslim tak cukup sekedar mencegah dirinya tidak berbuat jahta, tapi dia harus pula mencegah saudaranya yang lain, agar tidak melakukan kejahatan," ajak Khatib Jumat di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.Dalam khutbah bertema, "Kemungkaran Sumber Murka Allah", Tgk. Umar Ismail, mantan Ketua Umum ISKADA (Ikatan Siswa Kader Dakwah) Aceh, mengutip beberapa hadits seputar kemaksiatan, keimanan, dan peran dai. "Dalam hadits Abu Amamah Al-Bahily, terjadi dialog antara Rasulullah SAW denga sahabat. Rasulullah mensinyalir ada tiga peristiwa yang akan terjadi. Pertama, kaum wanita yang melampaui batas. Malu hilang, harga diri anjlok. harkat dan martabat diperjualbelikan. Kedua, angkatan muda yang bejat dan jahat. Dunia modern menambah kejahatan itu. Narkoba telah meracuni ratusan ribu pemuda Aceh. Ketiga, pemimpin-pemimpin yang telah hilang semangat jihad. Abai dalam memanfaatkan amanah jabatan demi agama Allah.""Jadi, mulai dari keluarga, mesti ada kehidupan agama di dalamnya. Jika keluarga sudah baik, maka gampong, kecamatan, kabupaten, provinsi hingga negara akan utuh dan baik. Jika keluarga rusak, kejahatan diabaikan oleh orang tua, maka negara akan hancur pula," ajak Ustadz asal Gampong Mesjid Tuha, Meureudu, Kabupaten Pijay itu, menutup khutbah di 16 Syawal itu. [muhammad yakub yahya, tpq plus baiturrahman]