Banda Aceh (Inmas)---Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh, Drs. H. M Daud Pakeh menyampaikan bahwa orang tua dan guru adalah yang bertanggung jawab terhadap anak-anak sebagai generasi masa depan.

"Kalau bukan kita yang menjaga dan mengontrol siapa lagi, peran kita sebagai orang tua dan guru menentukan masa depan mereka," ungkap Kakanwil.

Hal tersebut disampaikan Kakanwil saat menjadi "Keynote Speaker" pada kegiatan Parenting Coach Pencegahan dan penanganan pornografi bagi guru dan orang tua siswa MAN Banda Aceh yang diselenggarakan oleh Biro Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Agama di Aula PSBB MAN Model Banda Aceh, Sabtu (5/8).

Kakanwil juga menjelaskan tentang dilakukan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bahwa dari 4.500 remaja di 12 Kota besar di Indonesia bahwa 97 persen anak sudah pernah buka pornografi, 93 persen ciuman bibir, 67,2 persen remaja pernah berhubungan badan, dan 21 persen melakukan aborsi.

"Persentase tersebut menjadikan kita merasa miris melihat anak remaja pada era digital sekarang ini serba mudah mengakses situs pornografi melalui internet," ujar Kakanwil.

Inilah yang menjadikan hati kita miris sebagai orangtua dan guru yang melihat anak remaja zaman sekarang, banyak sekali tantangan dan yang butuh perhatian kita bersama.

"Inilah ancaman besar, anak kita tidak ada batas, selain pornografi juga narkoba," tambahnya.

Lebih lanjut Daud Pakeh mengatakan bahwa tahun ini Aceh rangking 8 narkoba, dan MTQ tahun lalu di rangking 9, "Artinya MTQ kalah dengan peringkat penyalahgunaan narkoba di Aceh, dan pada seleksi MTQ nasional di Tarakan Aceh berada pada tingkat 7 nasional, tingkatan angka beda tipis."

Oleh karena itu, Pentingnya pendidikan agama dan moral dirumah dan disekolah sebagai salah satu benteng terhadap pengaruh pornografi yang mengancam.

Kreativitas anak juga perlu ditumbuhkan, dengan demikian anak tidak sempat berpikir yang macam-macam untuk melakukan hal yang negatif dan yang berkenaan dengan pornografi, tutup Daud Pakeh.[]