[Sigli | Ahyar Penyuluh] Sebagaimana biasanya, sudah menjadi kegiatan rutin Ahadan (Mingguan) di Lapas Penjara Benteng, Sigli, diselenggarakan pengajian rutin oleh Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) Kankemenag Kabupate Pidie. Namun pada kesempatan kali ini (Selasa, 10 Juni), PAIF Kankemenag Pidie tidak memberikan materi pengajian seperti biasanya, melainkan mengadakan Zikir Asma Allah yang dipimpin oleh Waled Abubakar Beureunueun.
Di samping sebagai pimpinan Dayah Darul Jamil Al-Aziziyah Beureunueun, Waled juga dipercayakan sebagai Khatib Masjid Baitul A’la Mujahidin (Masjid Abu Beureu`eh Beureunueun).
Sebelum dimulai zikir, Waled memberikan sedikit tausyiah kepada para tahanan dan Napi, bahwa mereka yang hari ini berada dalam Lapas merupakan tergolong dalam bagian orang-orang yang disayang oleh Allah Swt. Artinya, sebagai bukti Allah sayang kepada hamba-Nya adalah dengan menegur hamba ketika hamba telah berbuat salah dan melenceng dari ketentuan-ketentuan agama. Orang-orang yang mendapat kasih sayang Allah Swt, maka Allah Swt tidak akan membiarkan mereka terus-terusan terseret dalam lembah kehinaan dan kemaksiatan.
Oleh karena itu, Saudara-saudara saya yang hari ditakdirkan jauh dari keluarga dan menetap di penjara, perbanyaklah bersyukur karena saudara-saudara sekalian termasuk dalam orang-orang yang mandapat kasih sayang Allah Swt. Karena saudara-saudara kita hari ini yang berada di luar dan masih terlena dengan perbuatan kemaksiatannya, merekalah orang-orang yang belum mendapat kasih sayang Allah Swt sehingga mereka dibiarkan dalam kemaksiatan. Biarlah kita hina dalam pandangan masyarakat, akan tetapi kita mulia di sisi Allah Swt.
Pada akhir tausyiahnya, Waled mengajak para Napi dan tahanan penghuni Lapas Benteng Sigli untuk bercermin pada kisah Nabi Yusuf As, di mana penjara menjadi langkah awal beliau dalam mendakwahkan agama Allah Swt. Penjara menjadi ujian bagi beliau sehingga akhirnya diangkat menjadi salah satu Rasul Allah Swt.
Setelah berakhirnya tausyiah, kemudian dilanjutkan dengan zikir bersama. Suasana menjadi lebih khidmat dan khusyu’ ketika Waled mengawali acara zikir dengan Zikir Asmaul Husna. Kemudian dilanjutkan dengan Zikir Kesehatan dan Keselamatan. Kedua zikir tersebut berpedoman pada buku Panduan Zikir Abuya Djamaluddin Waly.
Kehidmatan dan kekhusyukan terlihat dari sikap yang ditunjukkan para penghuni Lapas yang sangat serius dalam menggemakan Asma Allah Swt. Apalagi didukung oleh ruang Aula yang tertutup sehingga membuat suara mereka semakin menggema dan indah didengar.Setelah kedua zikir tersebut selesai dibacakan, Waled melanjutkan dengan acara perenungan atau Tawajjuh.
Kegiatan ini dimulai dengan sugesti yang diberikan Waled kepada jama’ah zikir agar mereka mengosongkan pikiran mereka terhadap hal-hal yang bersifat duniawi, serta memfokuskan pikiran hanya mengingat Allah Swt.
Kemudian Waled mengajak jama’ah untuk merenungkan segala bentuk kesalahan yang pernah dibuat, baik itu yang disengaja atau tidak disengaja, baik itu yang direncanakan atau tidak direncanakan.
Mintalah ampunan dari Allah Swt atas segala dosa yang kita lakukan, karena Allah Maha Pengampun dari segala dosa hamba. Marilah sama-sama kita bertaubat dengan menyesali segala perbuatan dosa yang telah kita lakukan dan berjanji tidak akan pernah mengulanginya lagi di kemudian hari. Yakinkanlah bahwa Allah Maha Penerima Taubat dan jangan pernah ragu terhadap Maha Pemurah-Nya Allah Swt.
Pada kesempatan inilah para jama’ah zikir yang notabene para Napi dan Tahanan di Lapas Benteng Sigli larut dalam isak tangis sebagai luapan emosi penyesalan mereka terhadapa kesalahan yang telah dilakukan. Suasana histeris semakin terasa ketika suara tangisan mereka terdengar dan menggema dalam ruang aula Lapas Sigli.
Ini membuktikan bahwa para Napi dan Tahanan juga manusia yang lemah, yang hatinya gersang dan rindu akan Asma Allah Swt. Mereka membutuhkan pencerahan dan tausyiah sehingga akhirnya menjadi manusia yang bermanfaat untuk manusia yang lain.
Akhirnya kegiatan zikir ini ditutup dengan shalawat dan saling bersalaman sebagai bentuk dari saling memberi maaf antar sesama Napi dan Tahanan serta juga dari unsur PAIF. [yyy]
[laporan Ahyar, Penyuluh Agama Islam Kankemenag Pidie]