[Kanwil | Yakub]  Dalam amanat apel Senin (25/5), Plh Kakanwil Kemenag Aceh Drs H Saifuddin AR, mengangkat tema “Tak Kenal, maka tak Sayang”. Dalam renungan di pagi relatif dingin, karena  malamnya Banda Aceh sempat hujan ringan itu, Kabid PAI menceritakan perbedaan sambutan kita tuan rumah, atas tamu tak diundang yang tak dikenali, dengan tamu yang datang dan dikenali.

“Jika ada yang datang belum kita kenal, di balik pagar pula, lalu dia minta bantu, kecurigaan kita bertambah. Mungkin dia maling, mungkin ada pisau di celananya. Meskipun kita menyodorkan juga secangkir minum lewat pagar rumah, tapi kita membantunya setengah hati, dan kita tetap awas,” kisah Pak Plh Kanwil, di halaman Kanwil, yang sejenak setelah apel itu, langsung menuju Grand Aceh guna penandatanganan LA (kesepakatan) dan MoU (kesepahaman) modul pendidikan bagi siswa, bersama Setda, Kadis Dinsyar, dan  Kadisdik.

Sementara Kakanwil Kemenag Aceh Drs HM Daud Pakeh, yang telah siapkan sambutan, sebelum teken acara penting itu, sejak Ahad telah ke Simeulue (via Medan, Sabtu malam 23/5), bersama Disdik Aceh dalam rangka persiapan Hardikda awal September nanti.

Di depan staf, para Kasi/Kasubbag, para Kabid, para Pembimas, dan Kabag TU, Pak Din (sapaan untuk Drs H Saifuddin AR), lanjutkan kira-kira begini, “Namu jika yang tamu datang itu sopan, dan kita kenalnya, maka kita tak tega menolongnya di balik pagar, tapi kita menyilakan masuk, dan melayaninya kursi empuk, lalu minuman pun kita kasih dengan bersahajanya. Jangankan air putih, susu pun jika ada stok di kulkas, kita keluarkan.”

Itulah pentingnya ‘Kenal sebelum Sayang’, sebaliknya ‘Jika tak Kenal, maka tak Sayang’, atau siapa pun payah menyayanginya, jika dia asing di dunia kita. Jadi, salam kenal… []