Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bireuen menggelar acara Peusijuk (tepung tawar) untuk sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kemenag Bireuen yang akan berangkat menunaikan ibadah haji tahun ini.
Peusijuk merupakan tradisi masyarakat Aceh, dilakukan sebagai bentuk doa dan penghormatan kepada para tamu Allah yang akan menunaikan rukun Islam kelima di Tanah Suci.
Prosesi Peusijuk dipimpin oleh salah satu ulama kharismatik Aceh, Tgk H Muhammad Ishak, yang akrab disapa Abon Cot Tarom, yang berlangsung di Aula Kemenag Bireuen, Kamis, 15 Mei 2025.
Kakankemenag Bireuen, Dr H Zulkifli S Ag MPd, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Peusijuk bukan sekadar seremoni adat, melainkan sarat makna dan doa untuk keselamatan serta kelancaran ibadah haji.
“Ada beberapa simbol penting dalam Peusijuk, seperti padi dan beras yang melambangkan kemakmuran dan keberkahan. Daun seuneujuk mencerminkan harapan akan kesejukan, ketenangan, dan keselamatan selama menjalankan ibadah. Sementara bulukat (beras ketan) melambangkan persaudaraan dan ukhuwah yang kuat,” jelas Zulkifli
Ia juga mengingatkan kepada para jemaah untuk tetap fokus dalam beribadah dan mematuhi semua aturan yang berlaku selama menjalankan rangkaian ibadah haji.
“Bapak Ibu sudah diberikan cuti khusus, jadi tidak perlu lagi memikirkan pekerjaan. Ini adalah bentuk dukungan negara kepada kita semua. Dan pesan saya, tetap patuhi aturan serta ikuti arahan para petugas,” pesannya
Sementara itu, salah satu jemaah yang juga bertugas sebagai pembimbing ibadah haji, Drs Ridlwan M Pd, menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian dan dukungan dari Kemenag Bireuen
“Semoga kami diberikan keselamatan, kelancaran, dan mendapatkan haji yang mabrur,” ucapnya saat memberi pesan dan kesan mewakili jemaah lainnya.
Acara Peusijuk berlangsung penuh khidmat dan suasana kekeluargaan, diiringi doa dan lantunan sholawat untuk keselamatan serta kelancaran ibadah para jemaah haji. [ ]