Lhoksukon (Masnoer)--Keluarga besar Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara bertakziah ke rumah duka almarhum Abu Paloh Gadeng di Komplek Dayah Madinatuddiniyah Darul Huda Gampong Paloh Gadeng, Kec. Dewantara Kab. Aceh Utara, Jumat (18/12).
Takziah tersebut dihadiri oleh Kepala Kankemenag Kab. Aceh Utara H Salamina MA, Kasubag Tata Usaha Drs H Jamaluddin MPd, para Kasi dan Penyelenggara, serta Kepala Madrasah dan seluruh Kepala KUA setiap Kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Utara.
Menurut informasi yang diterima oleh admin website aceh.kemenag.go.id, Tgk H Mustafa Ahmad yang akrab disapa Abu Paloh Gadeng berpulang ke Rahmatullah pada hari Rabu (16/12) di RSUZA Banda Aceh sekitar pukul 10.20 Wib.
Abu Paloh Gadeng semasa hidupnya merupakan cendekiawan muslim yang memiliki pengaruh di Aceh.
Lelaki kelahiran 27 Desember 1949 di Uteun Bunta, Kecamatan Peusangan Bireuen merupakan sosok ulama Aceh yang lama berguru di Dayah Madinatuddiniyah Babussalam Blang Blahdeh, Bireuen. Ia juga merupakan salah satu murid senior Abu Tumin Blang Blahdeh.
Almarhum menimba ilmu selama 21 tahun di dayah yang dipimpin ulama besar Abu Tumin Blang Bladeh, Bireuen. Setelah sekian lama menuntut ilmu di dayah ini, Abu Paloh Gadeng kemudian mendirikan Dayah Darul Huda di Paloh Gadeng, Dewantara, Aceh Utara tahun 1987.
Keberadaan Dayah Dayah Abu Paloh Gadeng saat ini terus berkembang dan melakukan terobosan. Dayah Madinatuddiniyah Darul Huda di Gampong Paloh Gadeng santrinya berasal dari berbagai daerah baik Aceh Utara dan luar Aceh Utara.
Abu Paloh Gadeng memiliki delapan anak, yaitu Zunuwanis, Rahmah, Marhamah, Muhammad Nazir, Baidarus, Wardah, Ihsan Maulana, dan Maisarah.
Abu Paloh Gadeng dalam perjalanan hidupnya juga menjadi pengurus Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Utara. Mulanya, menjabat Wakil Ketua MPU, Abu Paloh Gadeng juga pernah menjadi ketua MPU Aceh Utara dan sejumlah jabatan lainnya yang pernah diemban Abu Paloh Gadeng
Kakankemenag Aceh Utara, H Salamina MA menyampaikan bela sungkawa yang sedalam dalamnya kepada ahli musibah dan keluarga yang ditinggalkan. Dan merasa sangat kehilangan setelah meninggalnya amarhum Abu Paloh Gadeng sebagai ulama kharismatik di Aceh.
“Abu semasa hidupnya merupakan lampu penerang umat di Aceh, sehingga kita semua merasa berduka yang mendalam,” ungkapnya.[y]