Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Aceh menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja (RKA-SK) Tahun 2026 di Asrama Haji Banda Aceh pada 25–28 Februari 2025.
Staf Ahli Menteri Agama (Menag) Bidang Hukum dan HAM, Dr Faisal Ali, saat membuka acara tersebut menekankan pentingnya inovasi dalam kelembagaan serta peran Kemenag sebagai teladan dalam menghadapi tantangan zaman.
“Kita harus terus berinovasi dalam membangun kelembagaan dan memberikan solusi bagi masyarakat. Selain itu, kita juga harus mau belajar dari lembaga lain yang telah lebih maju, terutama dalam aspek transparansi dan efisiensi,” ujar Faisal Ali.
Sementara itu, Kepala Bagian Tata Usaha (Kabg TU) Kanwil Kemenag Aceh, Ahmad Yani SPdI, mengajak seluruh peserta rakor untuk serius dalam merancang program kerja dan anggaran yang strategis serta bermanfaat bagi masyarakat.
“Penyusunan RKA-SK ini sangat penting agar setiap program yang diusulkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan visi Kemenag. Perencanaan yang matang adalah kunci keberhasilan organisasi, karena mencakup penentuan tujuan, strategi pencapaian, serta rencana aksi yang terukur,” jelas Ahmad Yani.
Ia juga menegaskan bahwa Restrukturisasi anggaran tidak boleh menjadi alasan dalam menjalankan program-program prioritas Kemenag.
"Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Kemenag Aceh berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat, meski berada di tengah tantangan efisiensi anggaran," kata Ahmad Yani.
Dengan mengusung tema “Inovasi Pelayanan Publik di Tengah Restrukturisasi Anggaran Berbasis Kinerja sebagai Pondasi Pencapaian Indonesia Emas 2045”, kegiatan ini diikuti oleh para Kepala Bidang (Kabid), Pembimbing Masyarakat (Pembimas), Kepala Kantor Kemenag Kabupaten/Kota, Kasubbag TU, serta para perencana di lingkungan Kemenag Kabupaten/Kota.
Adapun Narasumber pada kegiatan tersebut yaitu ketua komisi VIII DPR RI, Karo Penrencanaan dan penganggaran Sekjen Kemenag RI, Karo Ortala dan Karo SDM.
Sukseskan Program di Tengah Restrukturisasi
Sementara itu Kakanwil Kemenag Aceh, Drs H Azhari MSi, dalam sambutannya melalui Zoom pada pembukaan Rakor tersebut menyampaikan bahwa keterbatasan anggaran bukanlah penghalang untuk menjalankan program yang bermanfaat bagi masyarakat.
Menurutnya dengan inovasi dan strategi yang tepat, berbagai program tetap berjalan meskipun dihadapkan pada kebijakan Restrukturisasi anggaran.
Salah satu program yang dapat dilaksanakan adalah Gerakan Lima Belas Menit (Limit) Bersama Al-Qur'an, bagian dari Gerakan Tuntas Baca (Getba) Al-Qur'an. Program ini mengajak siswa siswi di Aceh untuk membaca Al-Qur'an selama 15 menit sebelum memulai pembelajaran.
Tentu, program ini tanpa membutuhkan anggaran besar, inisiatif ini memberikan manfaat signifikan dalam meningkatkan kecerdasan dan pemahaman siswa.
“Ini bukan sekadar membaca Al-Qur'an selama lima belas menit, tetapi juga upaya mencerdaskan anak-anak agar lebih mudah menerima pelajaran. Dengan Limit, InsyaAllah Aceh akan lebih berkah,” ujar Azhari.
Selain itu, Kemenag Aceh mengoptimalkan sumber daya yang ada melalui pembinaan calon pengantin secara mandiri oleh Kantor Urusan Agama (KUA), peningkatan pendidikan dan kerukunan beragama melaui penyuluhan dari penyuluh dan guru agama.
"Ini memungkinkan program tetap berjalan tanpa bergantung pada anggaran tambahan," kata Azhari.
Kemenag Aceh juga melakukan pencegahan korupsi lewat program Pembangunan Zona Integritas (PMPZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) bagi satuan kerja (Satker) kantor maupun madrasah. Menurut Azhari, pihaknya juga melakukan penyuluhan untuk meningkatkan toleransi beragama di Aceh serta mendorong pihak madrasah membuat program digitalisasi.
Dalam aspek produktivitas lahan, Kemenag Aceh menginisiasi pemanfaatan tanah wakaf yang terbengkalai dengan menanam pohon yang sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing.
“Alhamdulillah, hingga tahun 2024, lebih dari 20 ribu pohon telah ditanam, menciptakan manfaat jangka panjang tanpa memerlukan anggaran besar. Tahun ini kita targetkan lebih banyak lagi,” kata Azhari.
Menurutnya, tahun lalu program tersebut dapat dilaksanakan dengan mudah, misalnya dengan ajakan siapa yang mau berwakaf saja sudah cukup, dan manfaatnya nanti dapat dirasakan oleh masyarakat.
“Kegiatan ini terus kita dorong untuk memberdayakan wakaf di Aceh. Program ini akan memberikan manfaat besar bagi umat di masa mendatang dan sejalan dengan Astacita Presiden dan Wakil Presiden Prabowo-Gibran,” kata Azhari.
Selain itu, Azhari menegaskan Restrukturisasi anggaran tidak boleh menghambat pelayanan kepada masyarakat. Untuk menyiasati keterbatasan, program keagamaan selama Ramadan disiarkan melalui media sosial dan kanal YouTube, menjangkau lebih banyak masyarakat dengan biaya yang lebih efisien.
Kemudian program menulis Al-Qur'an juga tetap berjalan dengan semangat gotong royong tanpa ketergantungan anggaran formal.
“Banyak program dapat kita laksanakan tanpa anggaran besar. Mari bergandengan tangan untuk menyukseskan kegiatan yang bermanfaat,” ajaknya.
Azhari juga mendorong pemanfaatan teknologi, kemitraan strategis, dan penerapan manajemen yang efisien. Dengan pendekatan ini, ia optimistis bahwa Kemenag Aceh akan terus bergerak maju dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Saya mengajak kita semua untuk bekerja cerdas, iklas, inovatif penuh semangat, dan siap menghadapi tantangan demi kemajuan pelayanan keagamaan dan pendidikan di Aceh,” pungkasnya.[]