Banda Aceh (Inmas)---Di hari libur, Kamis (10/5/2018), mengawali kegiatan paginya, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh, Drs H M Daud Pakeh menjadi narasumber sekaligus menutup Workshop Penguatan Data Emis Bidang PAI Kanwil Kemenag Aceh. Usai kegiatan itu, Kakanwil lanjutan menutup Pembinaan Data dan Informasi Education Management Information System (EMIS) Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (Ponpes) di Hotel Grand Permata Hati, Banda Aceh.
Pada kesempatan itu Kakanwil menyampaikan pentingnya substansi yang perlu diperhatikan Ponpes di Aceh.
"Bukan hanya fisik, subtansi atau 'value'dari Pondok pesantren harus mendapat perhatian dan harus lebih berkembang," ujar Kakanwil.
Kakanwil menyebutkan, hari ini ponpes yang tidak terdata, tidak akan dilayani oleh negara.
"Segalanya perlu kita data, termasuk kemampuan santri, santri kita yang hafiz khatam 30 juz. Buatlah database yang representatif." terang Kakanwil.
Sebanyak 5000 lebih santri diberikan beasiswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, dan ternyata mereka lebih kompeten dari mahasiswa umum lainnya, ungkapnya.
Santri akan mengambil peran penting di negara ini Kakanwil berharap setiap sisi strategis kepemimpinan diduduki oleh santri, alim ulama.
"Ulama itu dilahirkan dari pondok pesantren. Negara saat ini, kepemimpinan saat ini, antara umara dan ulama saling bersinergi," ucap Kakanwil.
Selain itu, Kakanwil juga jelaskan karakteristik masyarakat Aceh itu keras, sehingga kita tidak bisa mendapatkan data yang benar tentang pondok pesantren atau dayah.
"Mari kita merubah pola kita, contohlah pondok pesantren diluar Aceh. Tantangan di lapangan, 'tiap kali diminta data, bantuan mana dipertanyakan' inilah realita di pondok pesantren di Aceh. Tapi berbeda dengan ponpes di luar Aceh. Ponpes diluar berkembang dengan saling subsidi antar ponpes," jelas Kakanwil.
Sesuai dengan Program unggulan Menteri Agama pada pondok pesantren, terdapat 3 program, yaitu: Diniyah Takmiliyah, Muadalah, dan Ma'had Ali.
"Semua program tersebut mendapatkan legalitas negara dan ber-Ijazah. Ponpes menjadi kekuatan republik ini, ternyata negara berhutang pada Ponpes, kiai dan santri untuk merebut kemerdekaan," tutup Daud Pakeh.
Emis adalah jawaban kebutuhan data dan informasi tentang lembaga-lembaga Pendidikan dibawah Ditjen Pendidikan Islam dan EMIS berperan sebagai pusat pendataan satu pintu dan sangat berperan sebagai penunjang proses perencanaan dan pengambilan keputusan kebijakan program Kementerian Agama.[]