[Banda Aceh | Inmas] Saat membuka Kegiatan Pembinaan Baca Tulis Huruf Al-Quran (BTQ) bagi Guru PAI PAUD/TK 2017, Kakanwl Kemenag Provinsi Aceh mengisahkan resep 'kenapa guru PAUD tidak pernah tua-tua, atau selalu muda'.
"Meskipun tua, di atas lima puluhan tahun, tapi tetap dipanggil ibu-ibu, buka nenek-nenek," canda Kakanwil yang diwakili Kabag TU Drs H Asy'ari, di hadapan 40 guru, peserta acara yang dibuka Rabu (29/3) sore.
Kabag menjelaskan alasan awet bagi guru. "Ternyata interaksi bertatap muka dengan anak, akan mengawetkan para ibu," jelasnya.
"Senyuman ibu-ibu menentukan lima tahun ke depan," gambar Kakanwil, di Oasis Hotel Banda Aceh, yang bermaksud masa depan, pascausia dini, anak ditentukan oleh pendidikan di bangku PAUD.
"Cubitan, teguran, dan sapaan menentukan lima tahun," sambung Kabag TU Drs Asy'ari lagi, menjelaskan efek dan kesan cinuet dan rotan masa kecil, dulu.
Di sini perlu ditularkan juga rasa memiliki bagi lingkungan. "Simpati dan empati perlu dipupuk. Paling tidak lingkungan tidak membenci dunia pendidikan anak usia dini," jelasnya.
Maka ajak Kabag, "Perlu pembinaan kotinyu, seperti acara BTQ itu."
Namun selalu saja, ada kendala di lapangan, misalnya soal pengangaran. "Di antara ribuan hanya 40 yang kali ini diundang," jelas Panita, dan diulangi Kabag TU. [yakub]