Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Drs H Azhari MSi membuka Sosialisasi Pencegahan Paham Intoleransi, Radikalisme, Ekstremisme, dan Terorisme (IRET), di aula kanwil, Kamis, 12 Juni 2025.
Pada puluhan ribuan peserta dari PPPK Kemenag Aceh, secara luring (dalam aula) dan daring (zoom), Kakanwil mengajak agar mampu dan terus mengaplikasikan hasil sosialisasi ini, agar jajaran tidak terpapar paham ataupun ideologi yang bertentangan dengan aturan negara dan nilai keagamaan.
Kakanwil berharap juga para peserta yang hadir ini menjadi agen perubahan ke arah kebaikan, pencetus pencegahan paham radikalisme dan intoleransi yang dimulai dari diri dan lingkungannya.
Dengan kepedulian seperti ini, isyaratnya, kita yang bearagam ini menjadi kita kuat, bersatu padu dalam menjaga nusantara tatap rukun dan penuh toleransi.
Kakanwil Kemenag Aceh didampingi Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag TU) Ahmad Yani SPdI, para Kabid, para Pembimas, Katim Organisasi Tata Laksana dan Kerukunan Umat Beragama (Ortala KUB) H Zulfahmi SAg MH, sampaikan bahwa di antara program Pemerintah RI sekarang, serta Asta Protas Kemenag ialah meningkatkan kerukunan dan cinta kemanusiaan.
"Cinta kemanusiaan, dengan tidak terjadi intoleransi," ungkapnya.
"Indonesia tidak dipisahkan dengan nilai cinta perdamaian dan kemanusiaan," ujar Azhari.
Kakanwil juga sampaikan empat pilar kerukunan: komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan akomodatif terhadap budaya.
"Kearifan lokal ini perlu dijaga dan dijunjung tinggi. Kearifan kita ini, pemersatu bangsa," imbuhnya.
Sementara dalam sambutannya, Kasatgaswil Aceh Detasemen Khusus 88 Anti Teror (Densus 88 AT) Polri Kombespol Fadli Widiyanto SIK SH MH sampaikan harapannya agar sosialisasi ini dapat diikuti maksimal oleh peserta.
Setelah pembukaan, peserta ikuti sosilasisi bersama tim Detasemen Khusus 88 Anti Teror (Densus 88 AT) Polri Satgaswil Aceh. Katim Pencegahan Ipda Said Martunis ikut dampingi dan fasilitasi peserta.
Ia menyatakan bahwa radikalisme menjadi hal yang sangat urgen saat ini, yang kadangkala kekacauan dunia sudah tidak terbendung dengan aksi teror yang terjadi hampir di seluruh negara.
Katanya, aksi terorisme tidak mengenal agama. Pentingnya pencegahan konflik ini lebih baik dari pada mengobati, karena di saat satu tubuh terinfeksi di akan cepat menular dan ini sangat susah untuk dicegah dan dilawan.
Dalam laporannya, Katim Ortala KUB Kanwil Zulfahmi sampaikan bahwa peserta yang ikuti Sosialisasi Pencegahan Paham IRET, kemitraan dengan Densus 88 AT Polri Satgaswil Aceh siang 16 Zulhijjah 1446 H ini, mencapai 10.460 peserta di lebih 300 titik lokasi (tilok), baik di Kankemenag, madrasah, KUA, maupun di area kerja pribadi.[]