CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Kakanwil juga Buka Musabaqah Kitab Kuning dan Debat Bahasa Arab Se Aceh

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 342
Sabtu, 19 Juli 2014
Featured Image

[Kanwil | Teuku Zulkhairi]  Kepala Kantor wilayah Kementerian Agama Prov. Aceh, Drs. H, Ibnu Sa’dan, M.Pd membuka secara resmi Musabaqah Qiraatil Kutub (lomba baca kitab kuning) dan debat bahasa Arab  ke V di SMKN 3 Banda Aceh, Sabtu, 19/7 dan dihadiri kepala Kepala Bidang Pembinaan Santri Badan Dayah Aceh, Drs. Muhammad Nasir, Kabid PD Pontren Kemenag Aceh, para undangan, peserta dan jajaran Kanwil Kemenag Aceh lainnya. 

Dalam sambutannya, Ibnu Sa’dan menjelaskan, dewasa ini banyak perubahan di pesantren terjadi karena keterbukaan pesantren untuk menerima atau beradaptasi dengan dinamika perubahan yang terjadi di luar pesantren, baik perubahan infrastruktur bangunan, pola pengelolaan maupun  menyangkut program yang diselenggarakan di pesantren. 

“Yang luar biasa, walau penerimaan terhadap berbagai inovasi dan perubahan yang datang dari luar pesantren itu, namun tidak sampai mencerabut akar-akar kultural pesantren”, ujar Ibnu Sa’dan. 

Dan ini, kata dia lagi, selaras dengan kaidah yang dipegang kalangan pesantren atau dayah, yaitu “al-Muhafazhah ‘alal qadim ash-shalih, wal akhzu bi al-jadid ashlah”, memeliharan yang lama yang masih baik dan mengambil yang baru yang lebih baik. Menurut Ibnu Sa’dan, dalam rangka al-Muhafazhah ‘alal qadim ash-shalih itulah, Kementerian Agama menyelenggarakan seleksi “Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) ke V” ini. 

Ibnu Sa’dan menambahkan, musabaqah ini penting karena langsung berkaitan dengan tradisi kitab kuning yang telah lama ada dan hingga kini terus bertahan dan berkembangan di pesantren atau dayah-dayah. “Patut kita catat, bahwa pengajaran kitab kuning di pesantren merupakan salah satu fungsi pesantren dalam rangka melestarikan serta mengembangkan warisan pengetahuan keIslaman yang diperoleh secara turun temurun dari generasi ash-shalafushshalih”, ujar dia lagi. 

Ibnu Sa’dan menambahkan, melalui tradisi pembacaan dan pengkajian kitab kuning di pesantren seperti itu, doktrin- doktrin dalam kitab kuning yang bersumber dan merujuk pada al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber utama, menjadi ruh dan jiwa yang menggerakkan dan mengarahkan kehidupan di pesantren. Lebih dari itu, tradisi kitab kuning juga mendasari bangunan keIlmuan yang dikembangkan pesantren. Dan melalui pewarisan seperti itulah seluruh khazanah keIlmuan Islam yang dihasilkan oleh ulama salaf bisa diterima, dikaji dan dijaga keasliannya. 

Kita sadar, bahwa pesantren telah lama hadir di Nusantara ini dengan meneguhkan bacaannya pada kitab-kitab kuning yang menjadi rujukan dalam musabaqah ini akan melahirkan santri-santri yang santun seperti yang dibahas dalam Kitab Ta’lim Muta’lim,  santri yang berfikir rasional sebagaimana harapan dari proses pembelajaran kitab Mantiq, santri yang zuhud sebagaimana yang ditulis Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin, santri yang mampu memahami pesan-pesan al-Qur’an, serta tentunya santri yang mampu menjawab berbagai tantangan zaman berdasarkan perspektif ajaran Islam”, kata Ibnu Sa’dan. 

Menurut Ibnu Sa’dan, Musabaqah ini bukan hanya semata-mata memperlombakan teknik-teknik membaca sebuah kitab kuning, tetapi juga kemampuan dalam memahami serta menyampaikan kandungan teks kitab kuning yang dibacanya kepada masyarakat luas yang hari ini haus akan ilmu pengetahuan Islam.

“Dengan demikian, perlombaan ini merupakan ajang adu kemampuan dalam membaca, memahami, serta mengungkapkan kandungan kitab kuning secara komperhensif”, pungkas Ibnu Sa’dan. 

Kegiatan ini akan berlangsung dari tanggal 19 sampai dengan 21 Juli 2014 dan diikuti oleh 207 orang santri yang berasal dari berbagai pondok Pesnatren dari seluruh kabupaten/kota di Aceh. Direncanakan, peserta terbaik dalam musabaqah ini nantinya akan menjadi perwakilan Aceh di tingkat nasional. [Teuku Zulkhari, Panitia Bidang Publikasi dan Humas/yyy]

[Foto: dua grup debat yang mengikuti pemusatan latihan debat Ilmiah Islam, satu grup terdiri dari 2 peserta yang nantinya 1 grup yang dinilai paling layak akan mengikuti Debat Ilmiah Islam pada Porseni ke-XIV di Bireuen bulan Agustus nanti; sumber Majalah Santunan edisi 07/Juli]

Tags: #
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh