Banda Aceh (Humas)---Dalam Kajian pagi Jumat (19/3/2021), Kepala Bidang Pendidikan Madrasah (Penmad) Kanwil Drs H Mukhlis MPd ulas dan kupas seputar keikhlasan dalam berkiprah dan mengabdi.
Di depan Kabag TU, para Kabid dan jajaran sebagai jamaah dhuha, Mukhlis ajak kitay dalam berbuat apa pun, iringi dengan niat lillahi ta'ala, penuh rasa ikhlas.
Kutipnya, bahwa untuk raih dan pupuk keikhlasan kita butuh tiga persyaratan.
"Pertama istiqamah, artinya kita berbuat karena Allah, dalam kapasitas mana pun dengan komit, ada komitmen, dan teguh pendirian. Kita tak melihat adanya atau hadirnya pimpinan atau tidak, tapi tetap berbuat dengan komit," ajak Kabid Penmad di aula/mushalla lantai dua kantor.
"Ikhlas dan istiqamah bukan hanya dalam hal ibadah mahdhah. Pekerjaan rutinitas, misal sebagai aparatur negara pun, mesti istiqamah. Jika istiqamah dan ikhlas, maka akan ada balasan dari Allah," ujar Mukhlis yang sebelumnya pernah diamanahkan sebagai Kepala MAN Model Banda Aceh, Kasi di Bidang Penmad, Kasi di Kankemenag Kota Banda Aceh dan jabatan lainnya.
"Maka pengawasan itu ada keyakinan akan pemantauan Allah, pengawasan melekat dari Allah. Bukan waskat yang ada pada Kakanwil, Kabag, Kabid, Kakan, Kasi atau Irjen dan lainnya," sambung Mukhlis, yang pernah menjadi Petugas Kloter Embarkasi Haji Aceh (BTJ) itu.
"Syarat kedua adalah keseriusan, kemantapan, atau itqan. Jika kita serius melayani, membantu orang maka Allah pun akan membuat orang lain akan serius melayani, membantu anak kita, misalnya," imbuh Mukhlis, yang mengangkat tema sesuai dengan namanya "Orang Ikhlas (Mukhlis)" itu.
Ajaknya dalam syarat ketiga, "Kita akan bekerja maksimal, optimal, atau ihsan, kita tidak jadi bagian masalah dengan keberadaan kita. Jika kita maksimal dalam bekerja, maka Allah akan membuat orang lain pun serius membantu kita," sisipnya dalam kajian Jumat barakah pekan pertama Sya'ban ini.
"Kita bekerja dalam kebersamaan. Bukan malah mengungkit kekurangan orang lain. Kita sama-sama saling memperbaikinya," katanya.
Orang ikhlas, tidak marah, tidak gampang marah, tidak iri atau dengki. Atau tidak suka 'menginjak ujung kaki orang'.
"Hana bungeh dan hana ku'eh, bek meugilho ceumeukam orang, maka orang pun han meugilho ceumeukam kita," pungkasnya, seraya mengutip ayat-ayat tentang keikhlasan, seperti ayat dalam QS Al-Bayyinah "Wamaa umiruu iIlaa liya'budullaaha mukhlishiina lahuddiin...".[yyy]