Jajaran Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh tuntaskan kajian bulanan akhir tahun bersama Prof Dr Tgk H Fauzi Saleh SAg Lc MA, Jumat, 29 Desember 2023.
Kajian akhir 2023 bertemakan "Tentukan Hidupmu dengan Ikhlas" diikuti Kakanwil Drs H Azhari, para Kabid dan jajaran, di Mushalla Al-Ikhlash. MC kajian ialah Kabid Penaiszawa H Zulfikar SAg MA.
Kajian bulanan rutin digelar jajaran kanwil, selain pengajian jumatan (yasinan dan doa).
Ustadz Fauzi Saleh, Pengasuh Tafsir dalam pengajian-pengajian di Banda Aceh dan Aceh Besar ini, mengajak kita untuk terus berusaha untuk ikhlas atau mukhlis (mukhlish) sehingga naik derajat ke tingkat benar-benar ikhlas atau mukhlas (mukhlash).
Di antara derajat orang mukhlas, diterangkan Allah dalam Al-Qur'an surah Al Hijr: 39-41:
"Iblis berkata, "Tuhanku, karena Engkau telah menyesatkanku, sungguh aku akan menjadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi dan sungguh aku akan menyesatkan mereka semua, kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih, mukhlashiin (karena keikhlasannya) di antara mereka." Allah berfirman, "Ini adalah jalan lurus yang Aku jamin (ditunjukkan kepada hamba-hamba-Ku itu)."
Untuk ini ada tiga kiat agar kita bisa dinilai sebagai hamba yang berusaha untuk ikhlas.
"Pertama berusaha ikhlas, dengan visi ke depan atau melihat dengan visi setelah kematian," ajak Ustadz, Guru Besar UIN Ar-Raniry ini.
Jika kita bisa menikmati objek apa pun, sebut Fauzi, bukan pada enak menunya saja, saat makan misalnya, tapi pada suasana hati kesyukuran dan terus upayakan keikhlasan.
Ajaknya, mari kita berbuat apa pun sekaligus memandang ini untuk akhirat, serta bermanfaat bagi sesama.
"Jangan sampai kita dimasukkan dalam golongan wujuduhum ka 'adamihim, masih hidup tapi seperti telah tiada," ungkap Tgk Fauzi alumnus Universitas Al-Azhar Kairo.
"Kedua kiat untuk terus masuk orang yang berupaya ikhlas ialah mengikuti titah ambiya, termasuk berbuat untuk kemanfaatan bagi orang banyak. Sehingga, para nabi misalnya, meskipun telah tiada, tapi seakan masih hidup," ujar Dr Fauzi Saleh, yang masuk tim PHD Embarkasi Haji Aceh (BTJ) 2023.
"Bahwa keberkahan, termasuk makan, ada pada kebersamaan, bukan sendiri-sendiri," dicontohkannya.
"Visi ketiga orang yang berupaya ikhlas ialah hidup untuk akhirat. Hidup visioner akhirat," urai Pengasuh Tarikh Tasyri' di Masjid Raya Baiturrahman ini.
Kita di dunia, ajaknya, bekerja dan terus bangkit, hingga menuju akhirat. Kesuksesan itu pada tiap langkah itu. Kesuksesan itu lewati anak-anak tangga dari bawah
"Tak ada istilah gagal dalam kehidupan, sebagaimana Rasul tak ada istilah dalam dakwahnya. Nabi hijrah bukan karena disebut gagal di Makkah, tapi hidup memang butuh proses," ungkap Dosen Faklutas Ushuluddin dan Filsafat UIN di Banda Aceh.
"Orang yang tidak jalani proses, tak enak hidupnya," sebut Prof Fauzi Saleh, yang masuk tim Dewan Hakim MTQ Nasional ini.
"Lihat orang sukses lilhatlah masa lalunya, mungkin dia yang kaya kini, masa lalunya penjual telur," tamsilnya.
Jadilah orang ikhlas, mukhlis dan jadilah hamba yang mukhlas, yang setan pun tak sanggup menggodanya. Jika mukhlis orang yang berusaha, maka orang mukhlas itu yang sudah benar-benar ikhlas. Demikian harapannya.
"Di sini ciri mukhlas itu tak lagi tergoda. Jangan sampai kita masuk orang yang tergoda, apalagi masuk penggoda," sebutnya. Di sini kita diingatkan jangan ikuti tipe ketamakan Qarun.
Jadi, ada tiga kiat lagi biar naik derajat menuju ke mukhlas.
Pertama, urai penceramah, jalin silaturrahim, berbuat baik dengan siapa pun. Ingat kisah kebaikan Nabi Muhammad pada kafir Quraisy. Yang jahat Abu Lahab, yang tak baik Abu Jahal, tapi Nabi tetap baik pada mereka.
"Orang baik ialah yang jalin silaturrahim dengan orang yang tidak berbuat baik dengan kita," ungkapnya.
"Kedua melihat dengan pandangan ridha, 'ainur ridha," lanjutnya.
"Jika kita ridha dengan anak-anak, dengan ibu anak-anak kita, masakannya, maka kita akan nikmat bersama mereka," imbuhnya.
Sebutnyan lagi, "Jika melihat dengan mata ridha atau 'ainur ridha maka pada hal yang kekurangan pun di situlah kelebihannya."
"Ketiga, orang yang mukhlas itu yang pemaaf. Sebagaimana kemaafan Nabi Yusuf as pada saudaranya. Nabi Yusuf itu sosok mukhlas" kisahnya.
Jadi prinsip ibadah adalah keikhlasan.
Niat ikhlas, dalilnya, bermula dari kisah pemuda yang ikut hijrah karena ingin menikahi wanita, bukan ikut perintah Allah dan Rasulullah. Maka, kutip Ustadz, nilai ibadah pada muatan niat itu.
Ustadz juga menjawab satu pertanyaan jamaah, Dr Taharuddin MA, kiat pendidikan ikhlas dalam keluarga.
"Amal apa pun jadikah ibadah. Libatkan Allah dalam tiap tindakan kita, misalnya awali kerja apa pun dengan bismillah, atau membaca doa-doa," sebutnya memberi contoh untuk diikuti anak-anak.
Adat pun bisa dijadikan ibadah, ajak Tgk Fauzi, dengan mengawali membaca asma Allah, saat membuka hp misalnya.
Kesimpulan kajian pada akhir bulan ini, sebagaimana diintisarikan oleh jamaah tetap H Juhaimi Bakri SAg MPd ialah:
1. Yang enak kadang bukan objeknyan saja, tapi pada suasana batin ini.
2. Orang ikhlas dapat menerima keadaan apa pun.
3. Hijrah Nabi adalah jalan untuk menuju sukses. Ada proses yang harus dijalani.
4. Manusia harus berjalan dengan proses.
Surga itu pagar nya hal hal yang tidak enak. Neraka itu dipenuhi hal hal yang enak.
5. Contoh orang yang mukhlas, Nabi Yusuf as
bisa berbuat baik kepada yang menzaliminya,
'ainul ridha, melihat dengan ridha.
6. Syaithan tidak membiarkan manusia dalam kebaikan. Dia menggoda dari segala penjuru,
godaan depan bermakna akhirat.
7. Godaan belakang, indahnya dunia, contoh Qarun.
8. Kisah mimpi Imam Gazali dengan membiarkan nyamuk tidur, masuk contoh hamba yang mukhlas. []