Meulaboh (Humas)--- Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh H. Khairul Azhar, S.Ag., M.Si., memenuhi undangan dari Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat H. Samsul Bahri, S.Ag. untuk menjadi narasumber pada Kegiatan Pembinaan Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) dan Pengawas PAI di Aula setempat, Senin, 30 Mei 2022.
Di awal materi, Khairul Azhar mengatakan bahwa perhatian pemerintah baik di pusat maupun di daerah kini sangat besar untuk GPAI, mulai dari pembiayaan PPG PAI, pemberian TPG PAI sampai dengan pembinaan.
Lebih lanjut Khairul Azhar menginformasikan tentang koordinasi tim gabungan dari Kanwil Kemenag Provinsi Aceh dan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) UIN Ar-Raniry Banda Aceh yang sedang berlangsung di beberapa Pemda Kabupaten/Kota agar berkomitmen dan menyatakan kesiapan untuk membantu pembiayaan PPG GPAI.
"Untuk itu, janganlah mengeluh, menuntut hak secara berlebihan dan merasa “dianak-tirikan”, akan tetapi teruslah berusaha meningkatkan berbagai kompetensi untuk memenuhi kewajiban sebagai pendidik yang profesional dan berkualitasberkualitas, " ujarnya.
“Apalagi di era digital sekarang ini, GPAI dituntut harus mampu mengupdate teknologi dalam rangka menjawab tantangan era millinial dan menghadapi resiko learning loss peserta didiknya selama pandemi, "tegasnya.
"GPAI harus mampu menguasai teknologi informasi dan menggunakan metode pembelajaran PAI yang menarik sesuai perkembangan zaman," lanjutnya
"Bapak Ibu adalah orang mulia dan berbahagia dengan pahala yang terus mengalir karena terpilih sebagai Guru Pendidikan Agama Islam pentransfer ajaran dari Rasulullah SAW," ucap Khairul Azhar untuk memotivasi GPAI.
"GPAI dan Pengawas PAI dapat berkontribusi dalam mengawal penguatan sistem pendidikan berperspektif moderasi. Beri pemahaman yang benar apa itu moderasi beragama dan bagaimana menggalakkannya di lingkungan masing-masing dengan mengedepankan nilai-nilai integritas, solidaritas, dan tenggang rasa. Peserta Didik kita perlu diberikan pondasi yang kuat bahwa mereka dapat saja berbeda latar belakangnya, namun tetap harus mampu saling menghargai satu sama lain, "sambungnya.
Di akhir sesi, Khairul Azhar menginformasikan masa tunggu haji yang mencapai 32 tahun lamanya, lantas berpesan:
Mohon bapak Ibu melakukan edukasi kepada peserta Didik kita di Sekolah untuk Mendaftar Haji Sejak Dini terutama bagi orang tuanya mampu.
[Ansaruddin]