CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Jangan Ingat Allah hanya di Kala Gempa

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 479
Selasa, 23 Februari 2016
Featured Image

[Karang Baru │ Salamina/ Sofyan] Ust. H. Abrar Zym, S.Ag mengisi ceramah maulid di IKABA yang tinggal di Aceh Tamiang. IKABA merupakan komunitas masyarakat Aceh yang berasal  dari Aceh Besar dan Banda Aceh yang tinggal di Aceh Tamiang, baik sebagai pedagang, PNS, TNI/Polri, maupun petani.

Komunitas ini aktif melaksanakan pengajian dan memperingati hari besar Islam dengan mengundang mubaligh luar daerah seraya membuat kenduri dan jamuan anak yatim.

Abrar beberapa kali memberikan tausiyah maulid di Aceh Tamiang, seperti di aula Kankemenag, tribun MTQ di belakang kantor Bupati yang dilaksanakan oleh Bupati dan IKABA.

Selain dihadiri komunitas IKABA juga hadir warga sekitar,  santri tahfiz Quran dan pejabat dilingkungan Kemenag Tamiang. Sebelum ceramah dimulai seluruh undangan dijamu dengan makan malam yang telah disiapkan oleh panitia yang dipusatkan pada Rumah H. Wandi desa Kebun Tanah terban Kec. Karang baru.

Dalam tausiyahnya Abrar mengajak seluruh hadirin untuk mencintai dan meneladani Rasulullah serta mengasihi dan memelihara anak yatim dan fakir miskin. Rasulullah sejak lahir sebagai anak yatim  Beliau sendiri sangat mencintai anak yatim bahkan menjadi ayah angkat pada seorang anak yatim yang ayahnya sahid di jalan Allah yakni Zaid Bin Haritsah.

Dalam sebuah Hadits Beliau mengatakan saya dengan orang yang memelihara anak yatim bagaikan dua jari ini di dalam surga (beliau menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya). Kita juga harus berbakti kepada orang tua, ridha Allah tergantung dengan keridhaan orang tua demikian juga sebaliknya.

Orang tua juga tidak boleh menghina menghardik anaknya dengan kata-kata yang sifatnya hinaan, cacian, atau pelecehan, karena setiap ucapan orang tua adalah doa. Ketika seseorang menjadi dokter, atau ulama bukanlah dengan kecerdasan semata, tetapi karena sering dipuci dan ucapkan oleh ibunya ketika bersenda dengan kata wahai ulamaku…wahai dokterku….

Lebih lanjut Abrar mengatakan setiap kita saling menghormati dan menghargai, tidak boleh menilai seseorang karena pangkat, status, apalagi harta tidak ada yang beda dihadapan Allah selain ketakwaan. Wanita cantik tidak boleh menghina pria miskin dan jelek, karena boleh saja 10 tahun kemudian pemuda jelek dan miskin tersebut berubah menjadi terhormat dan terpandang karena ketaatannya kepada Allah. Orang kaya tidak boleh merendahkan dan menghina orang miskin karena boleh saja Allah membalik keadaan.

Tausiyah yang diiringi dengan lelucon mengocok perut mustamik berjalan begitu cepat padahal durasi ceramah mencapai 1,5 jam, namun terasa 15 menit.

Sudah menjadi khas pidato ust Abrar dengan suara parau, teratur sesekali dibawa ke alam kesedihan membuat pendengar berderai air mata, di sisi lain beliau merubah gaya yang membuat pendengar tertawa.

Di akhir tausiyahnya Abrar mengajak kaum muslimin untuk banyak mengingat dan berzikir kepada Allah, jangan mengingat Allah ketika  musibah dan susah, lupa Allah ketika senang. Ketika tsunami dan gempa menguncang Aceh tidak sedikit orang yang membaca tahlil  “lailaha illallah”. Setiap gempa terjadi selalu diikuti dengan “lailaha illallah”. Semakin sering gempa sering diucap “lailaha illallah“ semakin kencang gempa semakin kuat diucap “lailahaillallah” akan tetapi sekarang gempa jarang terjadi maka kita pun jarang mengatakan “lailaha illallah”. Jangan menunggu Allah menghukum kita baru kita mengingatNya. Demikian himbau H Abrar, Kabid PD Pontren Kanwil. [yyy]

Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh