[Banda Aceh | Yakub]  Saat Silaturrahmi Ukhuwah Islamiyah Kementerian Agama Wilayah Aceh Bersama Jamaah Masjid Daerah Barat Daya, Pulau Pinang Malaysia di Aceh, Kakanwil antara lain perkenalkan kewenangann Kemenag, perkembangan pendidikan di Aceh, serta kondisi pascagempa di Pidie Jaya (Pijay) dan sekitarnya.

Kakanwil Kemenag Provinsi Aceh Drs HM Daud Pakeh, dalam acara ba'da Jumat (3/2), juga sekilas mengulas efek dari gempa pada 7 Desember, tahun lalu.

Disebutkannya, pada 35 tamu dari negeri jiran, yang diketuai ketua rombongan (Imam Haji Aznan bin Haji Ahmad) itu, bahwa korban jiwa dari gempa lima detik itu, sampai 105 jiwa.

Kakanwil rincikan, bahwa masjid yang rusak ada 72 buah. Masjid yang rusak total (harus dibangun ulang) ada 16 buah. Rusak berat ada 31 buah, dan rusak sedang ada 25 buah.

Mushalla/meunasah yang rusak total ada 72 buah, rusak sedang ada 25 buah, dan rusak ringan ada 216 buah.

Lembaga pendidikan di Aceh di bawah Kemenag dan Dinas Pendidikan, ada 125 lebih, dan madrasah ada 18 yang rusak. Dengan ratusan ruang belajar yang rusak berat dan ringan.

Seusai sambutan, ada sesi saling serah terima cendera mata. Kakanwil didampingi Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) H Abrar Zym SAg, Kabid Pendidikan Madrasah (Penmad) Muntasyir SAg MA, Kabid Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Drs Djulaidi Kasim, dan Kabid Urusan Agama Islam dan Penyelenggaraan Syari'ah (Urais Binsyar) Drs H Hamdan MA.

Hadir juga Ketua Posko Penanggulangan Bencana Gempa Pijay, Drs H Ilyas Muhammad MA, Sekretaris Muhammad Yani SPdI, dan Bendahara Maulidin SAg.

Di samping itu hadir Pembimas Budha Wiswadas, Pembimas Khatolik Baron, dan Pembimas Hindu Sahnan Ginting, dalam acara yang diakhiri ramah tamah dan makan alakadar menu khas Aceh itu.

Sejumlah harapan disampaikan Kakanwil, termasuk pentingnya saling mengunjungi di antara sesama, seperti yang dilakukan saudara dari negara Penang, yang masuk satu wilayah 'terkaya' di Malaysia itu.

Kakanwil sebutkan, bahwa hubungan sejarah Aceh dan Penang memang erat. "Hubungan Aceh dan Penang tidak pernah putus," sambut Kakanwil, di awal silaturrahmi, yang di-MC-kan Fajriah Bakri SAg, di aula Kanwil.

Sementara dari tamu, sambutan disampaikan ketua rombongan, Imam Haji Aznan. "Ini hanya satu kelas dhuha muslimat. Ada beberapa perkara, kunjungan kami ke sini. Pertama, menyampaikan bantuan korban gempa. Kedua, menyampaikan sumbangan buat 50 anak yatim, dan ketiga, untuk dayah Nurun Nabi, serta silaturrahmi," sebutnya.

"Hari ini kami pancangkan ukhuwah islamiyah. Terima kasih atas sambutan Kakanwil dan jajarannya, yang menyambut kami dengan luar biasa," ucap ketua rombongan.

Katanya, saban Jumat, jam kelas sebelum Jumat, sudah meramaikan masjid setingkat kabupaten, di sana.

Total yang disumbangkan, untuk gempa Pijay Rp 15 juta, anak yatim Rp 10 juta, dan Zawiyah Nurun Nabi Rp 15 juta. Untuk Zawiyah diterima Ustadz Jamhuri Rami SQ.

Untuk Pijay, diterima Ketua Posko, H Ilyas Muhammad, dan Kakanwil mengamanahkan pada Ketua Posko, bahwa karena ini dari jamaah masjid, maka akan difokuskan untuk rehab masjid yang rusak. "Semoga bisa siap rehab satu masjid yang rusak," harapnya.

"Kami tidak kami lihat pada berapa angka yang Bapak serahkan, tapi nilai kebersamaan Bapak dan Ibu yang hadir hari ini. Semoga ukhuwah di antara kita terus terjalin," sambut Kakanwil, di awal silaturrahmi.

"Semoga Allah berikan Aceh barakah dan rahmah. Semoga semua rezeki Allah bisa barakah," doa ketua rombongan, sebelum doa dipandu Drs H Mukzi Abdullah. Sebelum menikmati menu, tamu dan tuan rumah saksikan cuplikan gambar gempa Pijay. []