[Karang Baru | Muhammad Sofyan] "Orang yang berpergian (Musafir) tidak melaksanakan Jama` Qashar dianggap sombong," demikian disampaikan Tgk. Yahya Husein mengutip sebuah hadis yang tak disebutkannya perawinya dalam pengajin rutin senin ke tiga April 2017, tepatnya Senin (17/4) di aula Al-Ikhwan Kankemenag Tamiang.
Lebih lanjut Tgk. Yahya Husein yang akrab di sapa dengan Abu Yahya tersebut memaparkan dengan singkat tentang Shalat Jama` dan Qashar, mana saja Shalat yang boleh dijama` dan mana saja yang boleh diqashar serta syarat-syarat Jama` dan Qashar.
Abu Yahya menyampaikan bahwa ada lima syarat yang harus dipenuhi untuk dapat melaksanakan shalat secara Jama` dan Qashar.
Pertama; Shalat dilaksanakan setelah melakukan perjalanan sekurang-kurangnya telah melewati satu negeri (Kampung) yang terdapat perkantoran pemerintah.
Kedua; Jarak perjalanan yang akan ditempuh jauhnya 16 Farsah atau setara dengan 82 Kilometer.
Ketiga; Shalat yang di Jama` Qashar adalah Shalat Tunai bukan Shalat Qadha.
Keempat; Apabila Jama` yang akan dilaksanakan Jama` Takhir (Zuhur & `Ashar dilaksanakan waktu `Ashar, Maghrib & Isya dilaksanakan waktu Isya) maka niat harus dipasang pada saat waktu yang pertama telah masuk.
Kelima; Tidak berjama`ah dengan orang tempatan (orang yang bermukim). [yyy]