Banda Aceh (Humas)---Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Dr H Iqbal SAg MAg menyampaikan beberapa poin penting melalui amanat apel pagi Senin (1/3/2021).
Kakanwil harapkan bagi semua jajaran Kementerian Agama, segera menuntaskan pelaporan Laporan Kekayaan Negara Aparatur Sipil Negara (LKHASN) melalui aplikasi siharka.menpan.go.id.
"LKHASN itu kewajiban kita semua ASN sebagaimana yang diatur dalam regulasi yang berlaku," ajak Kakanwil dalam apel di halaman kantor.
Kakanwil sampaikan, bahwa hingga kini, masih banyak dari jajaran Kemrnag, yang belum melaporkannya.
"Moga kita, institusi kita, tidak terlaporkan sebagai yang terbanyak yang tak melaporkannya," ingat Iqbal dalam apel yang diikuti Kabag TU, para Kabid, para Pembimas, serta peserta apel.
Kakanwil juga mengulangi ajakan kedisiplinan.
"Kami mengajak jaga dan tingkatkan kedisiplinan," harapnya pekan awal bulan ini.
Kakanwil sampaikan bahwa, memang lembaga kita memberlakukan absensi pagi dan sore. Tidak ada absensi (finger print) antara, sidik jari/rekam wajah sela, di siang hari.
"Saya berharap kemudahan dengan finger print pagi dan sore ini, tidak dimanfaatkan untuk bebas," ulangnya.
"Absensi itu ukuran kehadiran kita. Maka kita tidak hanya datang untuk menekan finger, di kantor. Lalu keluar untuk mengerjakan pekerjaan di tempat lain," ungkap Iqbal.
Kakanwil ingatkan, jangan sampai ada di antara kita, sibuk mengejar finger print, bahkan abaikan rambu lalulintas, yang berbahaya, hanya untuk menekan finger print.
"Jadi, saya berharap finger perlu untuk bukti kehadiran. Yang penting kita bisa kerja tepat waktu. Bukan datang hanya untuk finger, lalu datang lagi untuk finger print sore," ingatnya.
Selanjutnya Kakanwil mengajak kita, belajar dengan struktur yang telah ada. Structure intellegencia (kecerdasan stuktur) namanya.
"Di sini kita bisa belajar struktur dengan kecerdasan struktur dan kecerdasan intelegensial," gambarnya dalam apel di samping mushalla yang sedang proses perluasan itu.
"Harapan kita, kita cerdas, ada kecerdasan memahami struktur ini. Ketika struktur dipahami dengan benar, akan lahir kesadaran diri, kesadaran posisi, dan kesadaran fungsi," detilnya.
Kakanwil ingatkan, bahwa ketika kesadaran ini ada, nanti tak ada istilah yang kita dengar, misalnya Kasi rasa Kabid, Kabid rasa Kakanwil, atau honorer rasa Kasi bahkan Kabid.
"Ketika kecerdasan ini ada dan kita pahami, dalam bekerja pun, kita akan maksimal dan optimal hasilnya," imbuhnya.
"Termasuk, jika niat kerja kita telah ada. Nanti tak perlu membuktikan apa yang telah dikerjakan orang atau meminta bukti orang lain. Sebab kerja itu ada pada kita juga, kita juga bekerja," sambungnya.
"Kedua, memahami struktur dengan kecerdasaran intelegensial. Bahwa, apa yang jadi kebiasaan di Kemenag, kebiasaan bagi seorang pegawai agama yang ada di Kemenag, kita pertahankan," katnya
"Cara bicara, busana dan gaya, semua diukur masyarakat. Di sini, walaupun mungkin tidak bisa sempurna dalam jalani kebiasaan di luar jam dinas, minimal dalam jam dinas, kebiasaan kita akan kebiasaan Kemenag itu mesti ada," ujarnya.
Kebiasaan, sebut Kakanwil, termasuk dalam pakaian yang harus disesuaikan, harus menutup aurat, apalagi dalam jam dinas.
Akhirnya, Kakanwil mengajak jajaran, biasakan lima budaya kerja di Kemenag: integritas, profesionalitas, inovasi, tanggungjawab, dan keteladanan.[y]