CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Informasi Bagai Makanan Pokok; Jika Guru Kalah Cepat dengan Murid, Wah Bisa Bahaya

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 280
Minggu, 22 September 2013
Featured Image
Singkil-KemenagNews, Ahad (22/9/2013) Saat membuka Workshop Jurnalistik, Kehumasan, Keprotokolan bagi jajaran Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Singkil, Drs Ramlam menyatakan heran dan penasaran, jika di era IT (Teknologi Informasi) hari ini, jika guru dan aparatur lelet informasi."Jika anak didik lebih duluan tahu dan banyak tahu informasi, daripada gurunya, wah ini bisa berbahaya," ujar Kakankemenag Aceh Singkil yang baru beberapa bulan lalu, dimutasi kembali ke Aceh Singkil, dari Kankemenag Kota Banda Aceh.Dalam acara pembukaan workshop yang juga hadir Kasi Pandis dan Kasi Penyelenggaraan Haji Kankemenag Aceh Singkil itu, Ramlan yang juga mantan Kakankemenag Singkil sebelum akhir tahun 2011 itu, lanjutkan, "Informasi sekarang bagaikan makanan, makanan pokok, memang kita juga makan selingan dan makanan lain, tapi tetap tanpa makanan pokok, tak bisa ketahanan tubuh kita."Di hadapan puluhan peserta dari KUA, Madrasah, dan Kankemenag, Ramlan, ajak lagi, "Maka selesai acara ini kami mohon cakap untuk diaplikasikan di masing-masing unit kerja saudara-saudari.""Dengan UU Keterbukaan Informasi Publik (KIP) sekarang informasi jadi hak, hak bagi individu, kelompok, dan masyarakat, kita bisa dihukum jika tidak memberi informasi dan data bagi yang membutuhkan," lanjutnya."Namun ada informasi yang dikecualikan untuk tak diinformasikan, dan yang menentukan boleh dan tidak data itu dipublis itu oleh PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Data) di Kanwil dan Kankemenag," kata Kakankemenag Singkil, dalam acara yang dimulai dengan lantunan Kalam Ilahi bersama Ustadz Aswir, S.Pd.Sebelum pembukaan yang ditutup dengan doa oleh Ustadz Alizar, Kakankemenag lanjutkan bagian dari materi Kebijakan Kemenega dalam Bidang Data dan Info, "Pun demikian data sekarang mesti terintegrasi tak pisah, dan cepat, maka siapa pun aparatur terus belajar, tidak boleh kayak hidup di bawah tempurung."Pesannya, "Sekarang tidak ada istilah, jika data dimintai, kita bilang tunggu, sebentar, dan dicari dulu.""Al-Quran dan Nabi itu sumber informasi yang baik, dan mari gali untuk pengembangan diri dan umat. Dan menarik di sini, Allah tidak menutup-nutup ilmu dalam Al-Qur'an, sebab jika ditutup-utpi, sungguh kita akan meraba dan meurabe-rabe," kata Ramlan, yang saat dii Kakankemenag Kota Banda aktif jamaah zhuhur dan ashar di Masjid Raya Baiturrahman dan maghrib seterusnya, di Masjid Oman."Tapi ada beda antara era Orba dengan sekarang, kalau dulu 90% info tertutup dan 10% terbuka, di era reformasi, justru 10% tertutup dan 90% terbuka," kutipnya.Memang selalu ada yang ditutupi untuk pertahanan diri dan negara. Di AS saja, ada informasi yang hanya intelijen yang tahun, Presiden pun belum tahu. Di media malam lalu, misalnya ada analisa bahwa ada lapangan terbang raasia, yang hanya intel negara yang tahu, Presiden masih mencari. Dan Presiden AS, ternyata tak percaya pada semua elit Gedung Putih, dan dia mencari info dari sumber lain. Demikian papar Haji Ramlan lagi, setelah (atas nama) Ketua Panitia , Mustafa SE sampaikan laporan, mewakili Kubbag TU Jufrizal SAg yang sedang acaras Sosialisasi PMA Nomor 13 Tahun 2012 di Banda Aceh. [muhamad yakub yahya, pemateri workshop mewakili kasubbga inmas kanwil aceh]
Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh