[Karang Baru | Muhammad Sofyan] Di hadapan Peserta Aksi Damai Bela Islam dan di depan tokoh-tokoh Muslim lainnya, di Halaman Kantor DPRK Aceh Tamiang, H. Muhammad Fajar, MA, Kepala Bidang Peribadatan Dinas Syari`at Islam Aceh Tamiang menyampaikan sambutan sekaligus Tausiyah seputaran “Aksi Bela Islam III” yang digelar di Jakarta pada tanggala 2 Desember 2016.
“Hari ini umat Islam terasa jiwanya terbakar, ketika Al-Qur-an dinistakan, ketika Islam ini dihinakan maka oleh karenanya mari kita ambil pelajaran. Tidak sedikit pelajaran yang bisa kita ambil dari semua itu (Kasus Penistaan Al-Qur-an oleh Ahok, Pen), yang bisa mendidik kita untuk bangkit menjadi umat yang besar. Hari ini kita hadir dengan semangat Aqidah yang benar.” Ujar Pak Fajar (demikian sapaan akrabnya) mengawali Tausiyahnya.
Selanjutnya Pak Fajar mengajak seluruh yang hadir untuk bermuhasabah (Introspeksi diri) “Ketika Al-Qur-an dinistakan, boleh jadi kita umat Islam sendiri melihat Islam itu dengan sebelah mata, kita umat Islam terkadang melihat Al-Qur-an dengan sebelah mata. Kita jadikan Al-Qur-an itu bacaan tahunan. Al-Quran hanya keluar di bulan Ramadahan, di mana Al-Qur-an itu sehari-harinya.”
Kemudian Pak Fajar membandingkan, kita tak segan-segan mengeluarkan uang untuk Les Bahasa inggris, les komputer bahkan ada yang les Bahasa Indonesia yang jumlahnya mencapai ratusan ribu rupiah, tapi kita sangat merasa keberatan untuk mengeluarkan uang untuk biaya “Mengaji” (belajar Al-Qur-an) anak kita, kita merasa keberatan walaupun hanya lima ribu rupiah setiap bulannya padahal, mengaji itu adalah untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda pada Al-Qur-an. Ia juga mengajak semua yang hadir untuk peduli pada Al-Qur-an, mempelajari Al-Qur-an, peduli pada guru-guru ngaji dan mengamalkan isi Al-Qur-an sebagai pedoman hidup.