[Banda Aceh | Yakub Inmas] Meskipun telah berusaha baik dalam lagam musik dan busana yang memukau, tim hadrah Aceh yang tambil siang, belum juga mampu memenangkan lomba hadrah di Aksioma (Ajang Kompetisi dan Seni Madrasah) dan KSM Nasional, yang dibuka Menteri Agama RI Drs H Lukman Hakim Saifuddin (3/8) itu.
Saat tampil, tepuk tangan untuk Aceh bertalu-talu, dekat arena Ekspo Madrasah itu. Usai turun, wartawan Palembang pun ambil pose anak Aceh. Kafilah Aceh tampil dua group. Tim laki-laki tampil duluan dengan pelatih Zulkifli SAg MPd, yang juga Kepala MAN Model (MAN 1) Banda Aceh. Sedangkan yang perempuan, yang berbusana etnik Aceh juga, dilatih Fannidar Ulfa SPdI.
Hadrah ialah nyanyian beregu dibantu alat musik seperti rebana. Jika Aceh bawakan rapa-i juga sah. Biasa kesenian religi, dengan tembang islami ini, miliknya para habib di Pulau Jawa, tapi kini sudah diperlombakan.
Hadrah masuk satu cabang Aksioma (Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah) 2015 juga. Selain Aksioma, di wisma Atlit Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang, juga digelar KSM (Kompetisi Sains Madrasah), LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah), dan Ekspo Madrasah. Kontingen Aceh usai acara 3-7 Agustus itu disambut Kakanwil Kemenag Aceh Drs H M Daud Pakeh, di Bandara SIM (8/8).
Madrasah Singer juga ada, Aceh tampil laki-laki (Fauzan, MAN Model Banda Aceh) dan perempuan (Ririn Musfina, MAN Singkil), yang dilatih Azhari Tambunan SE. Meski belum menang, antusias pemirsa saat keduanya tampil, sudah lumayan.
Musibah datang, bagi Ririn, pulang ke bandara harus digotong ke ruang tunggu pemberangkatan. “Dia tak ikuti arahan saya, tak disiplin makan. Kita antar makanan ke kamah, dilihat pun tidak. Ini akhirnya, lemas dia…,” kata Azhari.
Sementara LKTIIPS mengangkat tema ‘barak Aceh pascatsunami’ raih emas (juara I), dan LKTI Agama tema ‘hantaran linto‘ raih perunggu (juara III). IPS (Al-Wafi Akbar Basaqi dan Muhammad Imam An-Nasa’i) dilatih Putra Aprullah MSi, dan Agama (duet Nurhayati Ulfa dan Miranda Wulan Febria dari MAN Model Banda Aceh) dilatih Syukri MA, semua guru MAN Model Banda Aceh, yang juga Ustadz TPQ Plus Baiturrahman.
Sebenarnya, bukan tidak menang, tapi jumlah kejuaraan yang terbatas, hanya 1 sampai 3. Jika diumumkan ada Juara Harapan I, II, dan III, maka Aceh ada harapan dalam Juara Harapan, termasuk di aneka cabang MTQ, aneka jenjang khat (khat MA tampil Wahyu Wahidin, MAS Yapena Lhokseumawe), dan aneka cabang lari (lari 100 meter, Gunawan Ahmad, MTsS Peuto Aceh Utara), serta hadrah (siswa MTsN Model).
Peserta tidak dibenani harus medali, yang penting sehat, kompak, dan semangat ikuti acara. Sebagaimana kilasan sambutan penutupan dari Sekjen Kemenag RI Prof DR H Nur Syam MSi.
Sekjen yang khususkan terima kasih pada semuanya, pada Dirjen Pendis, Direktorat Pendidikan Madrasah, Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Selatan, Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan dan Kota Palembang itu, sambungkan, ia angat senang atas terselenggaranya kegiatan ini.
“Kita semua gembira, senang dan bahagia, karena program ini sudah pada puncaknya. Meskipun kegiatan ini didalamnya diwarnai dengan kompetisi, pertandingan, namun kegiatan ini bisa berjalan dengan damai, tertib, nyaman tanpa konflik apapun,” ujar Nur Syam.
Namun, sebelum ke kalimat tadi, ada saja atlit dan peserta Aceh yang alami musibah, meskipun telah diingatkan sejak di lokasi TC/Pembinaan/Try Out Asrama Haji Aceh. Salah satunya, siswa ketinggalan dompet dengan uang jutaan dalam kapai Garuda.Semua usaha telah dilakukan, termasuk Kasubbag Perencanaan dan Keuangan Saifuddin SE yang ikut rombongan, ikut membantu hubungi maskapai, tapi dompet siswa itu tetap tidak balik ke wisma.
“Biasa jika dalam pesawat, ditemukan dan selamat…,” jelas pihak bandara.
Panitia misalnya Khairul Azhar SAg (Kasi Kesiswaan), Drs Taharuddin MPd (Kasi Kurikulum dan Evaluasi), M Idris MPd (Kasi Tenaga Pendidik dan Kependidikan), Drs Taharuddin MPd (Kasi Kurikulum dan Evaluasi) yang kambuh gusinya karena daging keras, Zulfahmi MH (Kasi Sistem Informasi Madrasah), Muntasir MA (Kasi Sarana), staf di Bidang Penmad (Pendidikan Madrasah) Kanwil ada Azhari Tambunan SE, Alfaizin MA, Taufiq dan lainnya, juga ikut membantu hubungi ke sana ke mari, baik dalam perjalanan ke wisma maupun setiba ke arena itu.
“Sabar ini musibah, semua telah Allah takdirkan,” ujar Zulkifli MPd, sambil menepuk pundak peserta yang hilang dompet saat dalam pesawat itu, di sela-sela MTQ yang bersamaan dengan hadrah.
Musibah bagi kontingen, juga saat final, Gunawan, cedera pangkal paha kanan jelang finish. “Jika tidak jatuh, cabang lari 100 meter, Acehlah Juara Nasional, dan pecahkan rekor nasional, waktunya 11 koma sekian,” jelas pelatih Baharuddin Spd.
Lain lagi dengan kawan atlit. Beberapa jam jelang pamit, dia dilarikan ke RS terdekat wisma. Muntah-muntan berlanjut di kamarnya. “Makanan yang kurang serasi dengan perut anak Aceh, mungkin biang keladinya,” ujar Alfaizin MA, yang ikut memantau.
Khairul Azhar Sag (Ketua Rombongan, Kasi Kesiswaan) bermalam di RS, didampingi Izhanuddin, sopir Kabag TU itu.
“Sabar ini semua kehendak Allah,” lanjut Zulkhifli MPd, mendinginkan suasana. Termasuk di arena makan bersama, hp juga lenyap.
Juga, ada yang terpaksa ditinggalkan nyusul ke bandara, karena tak disiplin bangun pukul 03.00 WIB.... Wah! []