[Jagong Jeget | Ahmad Dardiri Ch]  Bukan berarti proses pembelajaran selama ini kurang, tetapi untuk lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas pembelajaran dan membangkitkan belajar yang lebih intensif guna menghadapi Ujian Nasional (UN) 2015 para siswa kelas IX MTs Negeri Jagong akan diadakan belajar tambahan pada sore hari.

Demikian dikatakan Ahmad Dardiri Kepala MTs Negeri Jagong didampingi Istiqamah,S. Ag wakil kepala bidang kurikulum, dan Ali Daroji Ketua Komite dihadapan para wali murid kelas IX pada acara Musyawarah Persiapan Menghadapi UN 2015 pada Jumat pagi (16/1) yang digelar di ruang multimedia madrasah yang baru lima tahun negeri.

"Lanjut Ahmad Dardiri, karena tambahan belajar ini dilakukan pada sore hari tentunya  menjadikan para siswa akan pulang pada sore hari sekitar pukul 18.00 wib pada hari Rabu dan Jumat sejak minggu ke tiga Januari hingga akhir Maret 2015. Pastinya ini  mengganggu orang tua wali, yang biasanya pekerjaan rumahnya terbantu, dan jadwal jemputan yang berubah, maka perlu madrasah meminta persetujuan orang tua. "Apakah bapak ibu menyetujui tambahan belajar ini," tanya Ahmad. Serempak para wali murid menjawab: "Setuju!"

Kemudian, Istiqamah, S. PdI menyampaikan teknis tambahan belajar yang akan dilaksanakan kepada para siswa. Dalam penjelasannya ia mengatakan bahwa tambahan belajar ini akan dilaksanakan dua kali dalam seminggu. Dalam rentang waktu bulan Januari hingga Maret ada 12 kali pertemuan, 10 pemantapan materi, 2 kali try out.

Mengingat madrasah ini tidak memiliki guru negeri tetap pada mata pelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, maka harus menggunakan guru GTT yang juga mengajar di tempat lain sehingga jadwalnya tidak bisa tawar. Untuk mata pelajaran IPA dan Matematika guru negeri dari madrasah ini sudah ada. Mereka akan melaksanakan tambahan belajar kepada para siswa dari pukul 14.00 sampai 17.00 wib.

Sementara itu, Ali Daroji Ketua Komite mengingatkan kepada para wali untuk membantu agar tambahan belajar ini berjalan dengan baik, yaitu dengan membantu pembiayaan dan memantau para anaknya dalam belajar, jangan sampai larut dengan handphone yaitu bermain facebook, twitter dan lain sebagainya.

Karena, kata Ali Daroji, ada keluhan para guru madrasah, bahwa hafalan alquran dan pelajaran para siswa sekarang menurun bersamaan maraknya siswa mengenal media sosial ini. Untuk itu perlu pantauan kita semua. [yyy]