[Bireuen|M.Malemi] Para guru madrasah di semua jenjang, baik Ibtidaiyah, Tsanawiyah maupun Aliyah diharapkan benar-benar dapat memposisikan dirinya sebagai pendidik yang tidak hanya mampu menstransfer ilmu pengetahuan, tapi juga berkontribusi membentuk akhlak anak didik.
“Untuk itu, guru harus berani mengambil tugas ganda sebagai tempat curhat anak didik. Jangan biarkan mereka curhat dijalanan dengan balapan liar atau perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam lainnya,” kata Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Aceh di sela-sela silaturrahmi dengan jajaran Kemenag Kabupaten Bireuen, Rabu (5/3).
Silaturrahmi itu dilakukan sepulang dari Aceh Timur menyambut kedatangan Direktur Pendidikan Madrasah Kementerian Agama RI. Ikut serta Kepala Bidang Pendidikan Madrasah, Pak Drs Effendi MSi. Silaturahmi ke Bireuen juga dalam rangka menjenguk kepala KUA Juli, Radhi, S.Ag yang sedang diuji keimanannya oleh Allah SWT.
Sementara dari jajaran Kemenag Bireuen, hadir Kakankemenag Drs. Maiyusri, Kasi Pendidikan Madrasah Anis, S.Ag, Kasi Pakis Ishak, S.Ag dan para staf. Menurut Pak Kankanwil, "Tugas seorang pendidik bertanggungjawab atas perkembangan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual anak didik. Apa yang sekarang lebih dikenal sebagai IQ, EQ dan SQ.“
"Karena itu guru harus dekat dengan anak didik. Tapi tetap menjaga wibawanya sebagai seorang guru yang dihormati dan disegani. Untuk itu, guru harus terlebih dahulu menunjukkan keilmuannya, sikap dan perilaku yang baik di hadapan anak didik,” lanjut beliau.
Sebelumnya, setiap melakukan kunjungan kerja ke kabupaten/kota, Pak Kakanwil sendiri rajin mengunjungi sejumlah madrasah dan KUA. Seperti yang dilakukannya saat bersilaturahmi dengan guru dan pegawai MAN Jeunieb dan MTsN Model Gandapura.
Pak Kakanwil juga berharap agar guru meningkatkan kualitas keilmuan dan kreatifitasnya dalam mengajar. Pihak Kanwil Kemenag Provinsi Aceh sendiri akan mempertimbangkan untuk merotasi guru yang tidak memiliki kapasitas dari jabatan fungsional guru ke struktural.
Beliau menambahkan, ada beberapa indikator yang bisa dijadikan tolak ukur untuk melihat keberhasilan proses belajar mengajar dari seorang guru. Di antaranya: nyambung saat menyampaikan materi pelajaran dan kreatif menggali potensi anak didik.
“Terkadang bagaimana mau nyambung saat menyampaikan materi, RPP saja tidak pernah dibuat. Hanya copy paste,” ujar Kakanwil, diiyakan Kabid Pendidikan Madrasah, Pak Effendi. Output dari itu semua nantinya akan dapat dilihat dari kualitas lulusan.
“Bukan hanya berupa angka-angka di atas kerta, tapi juga akhlak dan implementasi dari ilmu yang telah diperolehnya,” imbuh beliau. [y]
[Keterangan foto: Kakanwil Drs. Ibnu Sa’da, M.Pd saat dijamu makan mie udang 88 di Bireuen, Rabu (5/3)]