CARI
Rekomendasi Keywords:
  • Azhari
  • Kakanwil
  • Hari Santri
  • Halal
  • Islam
  • Madrasah
  • Pesantren

Doaku untuk Anak Didikku

Image Description
Inmas Aceh
  • Penulis
  • Dilihat 371
Jumat, 24 Oktober 2014
Featured Image

[Kota Subulussalam | Ruhdiati]  Aku, seorang guru Madrasah Tsanawiyah di daerahku. Sudah empat belas tahun aku mengabdi sebagai seorang guru. Profesi ini sudah menjadi cita-citaku dari sejak kecil. Aku ingin berbagi Ilmu dengan anak-anak didikku yang lucu, yang lugu, yang aktif, yang kreatif bahkan ada yang superaktif dan kreatif.     

Aku sangat terkesan dengan salah satu Hadits yang isinya: “Jadilah orang yang bermanfaat bagi orang lain.“  Hadist inilah yang menjadi motivasi sekaligus cambuk bagi diriku dalam hidup dan kehidupan ini, yang pertama selaku seorang hamba yang telah di amanahka dan dipercayakan oleh Allah SWT untuk hidup di dunia ini.

Yang kedua sebagai seorang guru yang diamanahkan untuk memberi ilmu bermanfaat bagi anak anak didikku juga sedapat mungkin membentuk karakter anak didikku menjadi anak-anak yang baik.

Harapanku kelak nanti dapat juga berguna bagi orang lain, sekurang-kurangnya bagi dirinya sendiri dalam artian tidak menjadi beban bagi orang lain.           

Renunganku pada Hadits itulah yang membisikkan dalam hati sanubariku untuk berusaha menjadikandiriku bermamfaat bagi suami, anak-anakku, anak didikku, juga lingkunganku.    

Meskipun ku tahu semua harapanku itu tidak akan pernah sempurna, tapi aku tetap terus berusaha. Motivasi itu pulalah yang sangat membangkitkan semangat hidupku, apalagi diriku adalah seorang guru.

Begitu luasnya ladang kebaikan yang dapat kusemaikan dan kutanami pada anak-anak didikku, dengan harapan agar mereka dapat tumbuh menjadi bibit-bibit yang lebih baik dimasa yang akan datang.           

Seiring dengan perjalanan waktu, aku juga sudah sertifikasi. Sebenarnya, jauh dari hati yang paling dalam, aku merasa bahwa aku belum layak, tetapi pada saat  PLPG, ada teman  yang tidak lulus tapi ternyata di panggil lagi untuk ikut.

Jadi saya artikan sendiri mungkin ini kebijakan Pemerintah untuk menaikkan gaji guru, oleh karena itu meskipun tidak lulus harus di luluskan, inilah salah satu penghormatan bagi guru.           

Banyak saya dengar tuntutan-tuntutan dari atasan saya,bahwa guru sertifikasi itu harus benar-benar profesional, harus menjadi sumber inspirasi bagi orang lain, harus mampu membentuk karakter anak didik dan banyak lagi tuntutan yang lain yang di harapkan untuk seorang guru SERTIFIKASI.           

Awalnya saya benci dengan seabrek tuntutan itu, dalam kesendirianku akhirnya kusadari, tidak akan mungkin Pemerintah memberikan tunjangan lebih dari pegawai lain kalau tidak ada sesuatu yang diharapkan dari seorang guru sertifikasi.           

Terkadang aku tersanjung dengan ungkapan sebuah hadits yang bunyinya: “Apabila telah meninggal anak Adam, maka terputuslah amalannya, kecuali 3 hal: sadaqah jariah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak saleh. Mungkin guru termasuk ke dalam kelompok yang kedua.

Betapa indahnya menjadi seorang guru, di dunia sudah mendapat keistimewaan baik dari pemerintah,masyarakat dan anak didik. Di akhirat juga ada jaminan kalau baik kita dalam mendidik. Ikhlas dalam memberi ilmu maka amalan yang kita tanam itu akan menjadi tabungan permanen di akhirat.           

Dan aku tersentak dari lamunanku,betapa mulianya menjadi seorang guru, aku ingin melakukan apa yang aku bisa, aku ingin sekali bermaanfaat bagi anak didikku. Aku ingin berusaha untuk mengasah kemampuanku sedikit demi sedikit  untuk mulai bangkit. Dan aku merasa ini belum terlambat.           

Di suatu pagi aku terbangun,ku dengar sayup sayup suara pengajian dari sebuah masjid dekat rumahku. Aku melihat jam dinding menunjukkan pukul 04.30 WIB. Aku beranjak dari tempat tidurku, kemudian kujerangkan air untuk kopi suamuku, tidak berapa lama suara azan pun berkumandang menandakan masuk waktu subuh. Kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi untuk berwudhu. Lalu aku menuju ke tempat shalat.

Setelah shalat tidak lupa ku berdoa, dan membaca Al-Ma’tsurat karena itu sudah merupakan rutinitasku setiap pagi dan petang. Kemudian aku menuju ke dapur untuk membereskan sarapan untuk keluargaku.           

Aku sangat senang dan bangga menjadi seorang guru, karena aku mempunyai  anak didik yang sangat banyak. Mereka berasal dari desa dan kampung yang berdekatan dengan sekolah kami, ada juga satu satu dari tempat yang cukup jauh. Aku berangkat menuju sekolah, terbayang dalam pikiranku akan bertemu dengan anak anak yang lucu, yang masih kekanak-kanakkan, dan juga yang nakal butuh banyak perhatian.           

Inilah ladang yang harus ku garap untuk dapat membuahkan hasil yang baik. Terkadang mereka membuat aku tersenyum, tertawa dan bahkan membuatku gemes dengan kenakalannya. Justru kenakalannya itulah membuat aku tertantang untuk lebih mendekati mereka, dari berbagai latar belakang masalah yang berbeda-beda.

Ada yang dia sebagai anak tunggal, ada yang dari keluarga yang tidak harmonis, ada yang terkena imbas penyalah gunaan alat teknologi dan masih banyak masalah masalah yang lain. Berbagai metode atau pendekatan harus di upayakan agar dia dapat menemukan jati dirinya yang hakiki.           

Ya Allah hanya kepadamu hamba selalu bermohon,agar anak anak didikku Engkau beri petujuk ke jalan yang baik,jalan yang lurus dan jalan yang engkau ridhai.

Harapanku agar mereka menjadi orang orang yang sukses dalam menjalani hidup dan kehidupan ini. Amin Amin ya Rabbal allamin. Akhirnya aku pun harus masuk karena bel sudah berbunyi,artinya aku harus masuk untuk menggarap lahan di kelas IX-4, untuk praktek menyelidiki, “Hubungan kuat arus dan beda potensial Listrik”. 

[seperti digores Ruhdiati SPdI, Guru MTsN Simpang Kiri, Kota Subulussalam/zak/yyy]


Tentang
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh adalah unit vertikal Kementerian Agama di provinsi dan membawahi beberapa kantor kementerian agama di kabupaten dan kota.
Alamat
Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh 23242
Lainnya
Media Sosial
© 2023 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Oleh : Humas Kanwil Aceh