[Bireuen| Yakub] Pekan Olah Raga dan Seni (Porseni) ke 14 Kementerian Agama, selain akan dihadiri dan dibuka Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin, insya Allah pada Jumat, tanggal 8, bulan 8 (Agustus), pukul 8 pagi (8-8-8), dihadiri juga oleh Muspida Plus Aceh.
Kehadiran Muspida Plus disertai juga oleh Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al-Haytar. Demikian keterangan lanjutan dari Kakankemenag Kab. Bireuen, Drs Maiyusri. Lanjut Pak Mai (panggilan Maiysuri), Menag akan mengulangi nostalgia selam di Bireuen, di ruang kerja Presiden Pertama RI, Ir Soekarno.
Jadilah agenda musabaqah dan tanding, di bawah Kemenag, yang digelar sepekan, sejak 8 hingga jelang 17 Agustus 2014 di Kota Juang itu, memiliki kekhasan sejarah antara Menteri Agama RI ke 21, Drs H Lukmah Hakim Saifuddin yang juga putra Saifuddin (mantan Menag RI era Orde Lama), dengan Presiden Pertama RI Soekarno.
Nanti setelah Kamis (7/8) tiba Bandara SIM, Menag akan ke Bireuen, dan menginap di kamar yang pernah dijadikan rumah dinas Soekarno.
Alkisah, ayahanda Menag, juga pernah menjabat mentri dua Orde (Lama dan Baru), dalam lima kabinet. Almarhum KH Saifuddin Zuhri, menjabat Menag sejak awal Kabinet Kerja 1 (6 Maret 1962) hingga Kabinet Ampera 1 (17 Oktober 1967). Tahun 1966 ialah masa transisi bagi RI.
20 tahun sebelum itu, Kota Juang Bireuen dikenal semasa agresi Belanda pertama dan kedua (1947-1948) dalam upaya mempertahankan RI dari penjajah. Ironisnya, hampir 70 tahun Indonesia merdeka, Bireuen belum memiliki monumen yang disebut Kota Juang. Namun masih ada bekas yang relatif terawat, pendopo.
Semenjak 1945, Kota Bireuen dikenal sebagai pusat kemiliteran Aceh. Divisi X Komandemen Sumatera Langkat dan Tanah Karo di bawah pimpinan Kolonel Hussein Joesoef berkedudukan di Bireuen (Meuligoe Bupati) yang sekarang didiami oleh Bupati Ruslan Daud.
Kota maju, kota dagang, dan kota sejarah, di pertigaan antara jalur tengah-barat-timur,pernah menjadi ibu kota RI ketiga ketika jatuhnya Yogyakarta pada 1948. Sebagai referensi saya temukan, Presiden Soekarno hijrah dari ibu kota RI kedua, yakni Yogyakarta ke Bireuen, pada 18 Juni 1948. Selama seminggu Bireuen menjadi wilayahnya (Soekarno) mengendalikan Republik Indonesia dalam keadaan darurat.
Meski seminggu, ahli sejarah yang bukan Aceh, mungkin mempopulerkan bahwa Bireuen pernah jadi ibukota RI ke 3. Jadi, kalau bukan kita yang Aceh yang bukan ahli sejarah, siapa lagi yang mau mempopulerkannya, bukan?
Semasa Letjen Purn Bustanil Arifin, 1987 (mantan Kabulog), juga ada Ibrahim Hasan (Gubernur Aceh dan mantan Menteri Pangan RI), julukan Kota Juang didengungkan kembali. Saat itu Menagnya adalah Prof Munawir Sjazali MA.
Jika kita urut, Menag ke 20 ada Dr (Hc) H Suryadharma Ali MSi. Menag ke 21 ada Drs H Lukman Hakim Saifuddin. Di antaranya sejenak dipegang oleh HR Agung Laksono (Pelaksana Tugas), pas semasa dengan pembukaan MTQ Nasional di Batam. Sedangkan yang ke 18 ada Prof Dr Said Agil Husin Al Munawar, dan Muhammad Maftuh Basyuni yang ke 19. [berbagai sumber]
foto: sebuah kegiatan kakanwil dan kakamenag di kec. peulimbang kab. bireuen maret lalu]