Bireuen (Najib/Frz) — Pesantren terpadu (dayah) Azzanjabil mewisuda sejumlah santri yang telah menghafal Alquran sebanyak 217 santri. Acara berlangsung di komplek dayah tersebut, Rabu (22/6/2022).
Pengawas madrasah Kantor Kemenag Bireuen, Hanafiah SAg MA yang turut diundang pada acara tersebut kepada media ini menyebutkan, jumlah santri yang diwisuda sebanyak 217 santri, dengan rincian 110 santri putra dan 107 santri putri.
Dari 217 santri tersebut lanjut Hanafiah, yang diwisuda tahfidzul qur'an terdiri dari beberapa kriteria penilaian, di antaranya kriteria mumtaz 25 santri, jayyid jiddan 61 santri, jayyid 97 santri dan maqbul 34 santri.
Selain melakukan wisuda tahfidzul qur'an, juga diluncurkan buku antologi cerpen dan puisi karya santri dan guru dayah tersebut, sebutnya.
Ia menambahkan, buku antologi puisi berjudul “Secercah Cahaya di Balik Mujahadah,” sementara buku antologi cerpen berjudul “Sejuta Asa di Tanah Perjuangan.”
"Guru yang mengikuti program literasi nasional sebanyak lima guru, tiga guru MTs dan dua guru MAS," kata Hanafiah mengutip pidato keterangan ketua panitia, Hanifar.
Sementara jumlah santri dayah tersebut yang mengikuti program Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB) sebanyak 80 santri.
Hanafiah merincikan, 50 penulis puisi dari tingkatan MTs dan 30 penulis cerpen dari tingkatan MA.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad, bahwa penghafal alquran di dunia bagaikan memasang mahkota kepada orang tua di syurga kelak, pesan Hanafiah.
"Beruntunglah wali santri atau orang tua yang memperhatikan pendidikan anak, baik dalam membaca maupun dalam menghafal alquran," ucapnya.
Dalam launching buku antologi cerpen santri juga dilakukan penyerahan sertifikat dari Sosialisator Program Literasi (SPL) nasional dari Gerakan Menulis Buku (GMB) Indonesia, Dewi Sofiana kepada kepala MTs Azzanjabil Zahara SPd dan kepala MA Azzanjabil, Drs Halimah Muhammad.
Pimpinan dayah Azzanjabil Drs H Akhtiar Lc MA dalam sambutannya mengatakan bahwa santri yang belajar di Dayah Azzanjabil dilatih berbagai bidang keilmuan, seperti tahfidzul qur'an, belajar kitab kuning, bahasa Arab, Inggris dan turut aktif dalam proses GSMB.
Kepada wali murid Akhtiar berharap agar terus mendukung program-program yang sedang dan akan dijalankan di dayah.
Sementara SPL dari GSMB, Dewi Sofiana memberi apresiasi atas keaktifan santri dalam program literasi.
"Saya sangat mengapresiasi partisipasi aktif santriwan dan santriwati dayah terpadu Jamiah Azzanjabil dalam penulisan buku antropologi siswa-siswi pada program literasi nasional melalui GSMB Nyalanesia," katanya.
Ia menambahkan, launching antologi puisi dan cerpen menjadi bukti bahwa Azzanjabil sangat mendukung budaya literasi di madrasah.
"Harapan saya, peluncuran buku ini bukan menjadi akhir dari pencapaian, akan tetapi terus mengawal semangat untuk menulis dan terus menulis sebagai upaya untuk memajukan pendidikan, sekaligus menebar kebermanfaatan bagi sesama," sebutnya.
Ia juga merasa bangga karena pencapaian MTs dan MAS Azzanjabil yang turut memberi sumbangsih dalam memperbaiki nilai indeks minat literasi Indonesia yang masih memprihatinkan.
Dihubungi secara terpisah, ketua kelompok kerja pengawas madrasah di lingkungan Kankemenag Bireuen, Johallim Solin SAg MA berharap kepada santriwan dan santriwati agar mampu mempertahankan prestasi, pengaplikasian ilmu yang sudah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari dan untuk dewan guru agar bekerja dengan hati.
Wisuda dan launching Buku Antologi Cerpen dan Puisi Santri turut dihadiri kepala dinas pendidikan Dayah Kabupaten Bireuen H Jufliwan SH, MM, kasi pendidikan agama Islam kantor Kemenag Bireuen, unsur pengawas madrasah, wali santri, tokoh masyarakat serta sejumlah para tamu undangan lainnya.