Meulaboh (Jufrizal Muadz) Seperti biasa di Mushalla Annida Kemenag Aceh Barat di Gelar Ceramah Agama Ba’da Zuhur, disampaikan oleh Ketua Muhammadiyah Aceh Barat, H. Darianus Ibnu Hajar, MA, Selasa (20/6), bertepatan dengan 25 Ramadhan.
Dalam ceramah singkatnya ia mengatakan, puasa Ramadhan ini ibarat kompetisi dalam kegiatan olah raga.
‘’Kalau boleh saya analogkan dengan dunia olah raga, maka puasa Ramadhan merupakan ajang pertandingan bagi umat Islam. Seluruh waktu, tenaga dan pikiran difokuskan pada aktivitas prosesi ibadah, baik puasa Ramadhan itu sendiri, maupun ibadah wajib dan sunah lainnya seperti memelihara shalat fardhu 5 waktu, shalat tarawih, shalat tasbih, tadarus dan mengkhatamkan al-Qur’an dalam 1 bulan, iktikaf di masjid pada 10 hari terakhir, dan lain sebagainya," ucap Darianus.
Saat ini umat islam bagaikan seorang atlit yang bertanding mati-matian agar menjadi juara untuk memperebutkan “piala” yang bernama Nuzulul Qur’an dan Lailatul Qadar. Kenapa harus mati-matian? Karena piala ini hanya diperebutkan hanya satu tahun sekali yaitu pada bulan suci Ramadhan dan kita belum tentu di tahun depan dapat menemui kembali moment seperti ini, kecuali diberi karunia panjang umur dan nikmat iman oleh Allah SWT.
"Ada sebagian pendapat yang saya kira perlu diluruskan yang menyatakan bahwa bulan Ramadhan adalah waktunya umat Islam untuk melatih diri dengan memperbanyak amal ibadah. Tetapi menurut pendapat saya pribadi, bahwa yang namanya berlatih bukanlah pada saat Ramadhan, tetapi 11 bulan di luar bulan suci ini. Ibarat seorang atlit, sebelum melakukan pertandingan maka dia harus melakukan latihan di luar event itu. Kenapa? Tanpa melakukan latihan pastilah sang atlit lambat atau cepat akan mudah tersingkir dari arena pertandingan," katanya.
Ia juga mengatakan seyogyanya, umat Islam selama 11 bulan berlatih untuk menyambut bulan Ramadhan. Entah itu dengan ibadah “tambahan” seperti puasa Senin-Kamis atau selalu menjaga frekuensi shalat sunah, memelihara perilaku yang islami serta ibadah lainnya. Dengan catatan, tentunya tetap menjaga shalat fardhu 5 waktu. Dengan persiapan yang matang maka diharapkan di bulan Ramadhan umat islam tidak akan keteteran dalam melaksanakan prosesi ibadah tambahan, seperti shalat tarawih, iktikaf dan lain sebagainya.
Dengan berlatih diharapkan pula ketahanan fisik dan batin lebih prima dan siap untuk menyongsong datangnya bulan suci Ramadhan dengan penuh ikhlas dan khusyu’. Karena bagaimanapun juga setiap prosesi ibadah melibatkan 2 aspek yaitu batiniyah dan badaniyah yang harus terus dipelihara dan berjalan secara seimbang. Tanpa adanya keseimbangan maka dalam menunaikan ibadah pastilah gersang, terutama bila aspek batiniyah tidak dilibatkan.
"Bila masa latihan selama 11 bulan tersebut dipenuhi, Insya Allah, umat islam mampu melaksanakan ibadah puasa Ramadhan dan memperoleh piala berupa Nuzulul Qur’an dan Lailatul Qadar," Tutup Darianus.